ESDM Klaim AI Tekan Biaya dan Tingkatkan Keselamatan di Pertambangan

Lukman Nur Hakim
Kamis, 24 April 2025 | 18:46 WIB
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di sektor perbankan. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin krusial dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan sektor pertambangan di Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba), Siti Sumilah Rita Susilawati menyampaikan pelaku industri mulai menyadari bahwa AI merupakan jawaban untuk menekan biaya operasional sekaligus menciptakan operasi tambang yang lebih berkelanjutan.

“AI itu ya, tadi kan udah jelas sekarang di sini aja banyak teman-teman bisa melihat bagaimana teknologi itu bisa sangat meningkatkan efisiensi,” kata Rita setelah menghadiri Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, Kamis (24/4/2025).

Rita memahami pada tahap awal penerapan teknologi AI memang membutuhkan investasi besar dan dikelola secara maksimal.

Namum, manfaat dari investasi tersebut bakal akan dirasakan oleh pelaku industri pertambangan dalam jangka panjang.

“Kayaknya sekarang hampir semua tambang, terutama tambang-tambang besar itu sudah mulai lah ya memikirkan bagaimana menggunakan teknologi,” ujarnya.

Di tempat yang sama, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menilai kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar sebagai katalis dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja di sektor pertambangan. 

Presiden Direktur AMMAN, Rachmat Makkasau, mengatakan bahwa transformasi digital sudah mulai dijalankan di perusahaan, termasuk dalam mengintegrasikan AI ke dalam berbagai lini operasional tambang.

“melihat bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi katalis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional serta keselamatan kerja,” ujar Rachmat.

Namun, Rachmat menekankan bahwa adopsi teknologi canggih seperti AI tidak dapat dilakukan secara instan. 

Tantangan seperti integrasi data dari berbagai sistem, kesiapan infrastruktur digital, hingga adaptasi dari tim di lapangan memerlukan proses bertahap dan pembelajaran berkelanjutan.

“Hal ini membutuhkan proses pembelajaran yang tidak bisa instan,” tuturnya.

AMMAN, lanjut Rachmat, memiliki komitmen kuat untuk memastikan bahwa transformasi digital tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada pemberdayaan sumber daya manusia.

Lebih lanjut, Rachmat menyebut keberadaan AI bisa membantu sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh AMMAN semakin bijak dalam mengambil keputusan yang berbasis data.

“Sehingga AI bisa menjadi pendukung, bukan pengganti SDM,” pungkasnya.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper