Baidu Luncurkan Dua Model AI Terjangkau Ernie, Setengah dari Harga DeepSeek

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 17 Maret 2025 | 08:10 WIB
Logo Baidu/website
Logo Baidu/website
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Baidu, raksasa teknologi China, memperkenalkan dua model kecerdasan buatan (AI) terbarunya yaitu Ernie 4.5, versi terbaru dari model dasar perusahaan yang pertama kali dirilis dua tahun lalu, dan Ernie X1, sebuah model penalaran baru.

Menurut laporan Reuters, Minggu (16/3/2025) Baidu mengklaim bahwa kinerja Ernie X1 setara dengan DeepSeek R1 namun dengan harga hanya setengahnya. DeepSeek selama ini dikenal sebagai model AI yang menawarkan biaya penggunaan  lebih rendah dibandingkan OpenAI. Gelar tersebut tak bertahan lama, Baidu menawarkan Ernie dengan harga 50% lebih murah.

Sementara itu, Ernie 4.5 ditonjolkan memiliki "EQ tinggi", yang memungkinkan model tersebut memahami meme dan satir. Kedua model ini dilengkapi dengan kemampuan multimodal, yang memungkinkan mereka memproses video, gambar, dan audio, selain teks.

Meskipun Baidu merupakan salah satu perusahaan China pertama yang meluncurkan pesaing untuk ChatGPT milik OpenAI, dilaporkan bahwa perusahaan ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan adopsi yang luas. 

Sementara itu, laporan Techcrunh menyebut DeepSeek baru-baru ini mengejutkan perusahaan dan investor AI Amerika dengan merilis model yang tampaknya sama kuatnya namun dengan biaya yang jauh lebih rendah.

CNBC Internasional sebelumnya melaporkan bahwa Baidu berencana untuk merilis model generasi berikutnya, Ernie 5, pada akhir tahun ini, dengan peningkatan multimodal lebih lanjut.

Peluncuran ini menunjukkan komitmen Baidu untuk tetap kompetitif di pasar AI global yang berkembang pesat, sekaligus menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam pengembangan teknologi AI di China.

Tarik Kembali

Baidu menaruh perhatian tinggi kepada teknologi kecerdasan buatan. Baidu bahkan menilai bahwa AI yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan hanyalah ‘bubble’ yang rentan meletus. Ledakan gelembung tersebut akan menghancurkan startup. 

CEO Baidu Robin Li mengatakan bahwa model bahasa besar yang dihasilkan oleh teknologi AI Startup bukanlah sesuatu yang besar saat ini. Teknologi tersebut bahkan bakal menghancurkan startup saat tidak memiliki diferensiasi dengan teknologi lainnya. Robin memberi istilah momen tersebut sebagai ‘gelembung pecah’. 

"Mungkin satu persen perusahaan akan menonjol dan menjadi besar dan akan menciptakan banyak nilai atau akan menciptakan nilai yang luar biasa bagi masyarakat. Dan saya pikir kita baru saja melalui proses semacam ini,”kata Robin, dikutip dari The Register, Senin (21/10/2024). 

Li juga mengatakan gelembung AI tersebut mirip dengan gelembung dot-com pada tahun 90-an. Gelembung tersebut nampak indah walaupun sebenarnya banyak kelemahan.

Li juga memperkirakan 10 hingga 30 tahun ke depan pekerjaan manusia digantikan oleh teknologi. Seluruh lapisan Survei Hewlett Packard Enterprise (HPE) mengungkap bahwa sebanyak 21% proyek kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) gagal tereksekusi sepanjang 2023.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper