Bisnis.com, JAKARTA – ByteDance Ltd., induk TikTok, menggantikan Baidu di tiga perusahaan Teknologi terbesar di China yang dikenal dengan akronim BAT pada beberapa waktu lalu.
Pendapatan perusahaan ini melonjak pada kuartal kedua dari penjualan iklan, sehingga memberikan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan Baidu. Hal ini akan menyaingi Tencent Holdings dan Alibaba Group Holding.
Berdasarkan laporan dari The Information yang mengutip sumber anonim melaporkan bahwa ByteDance yang berbasis di Beijing, yang mengoperasikan TikTok dan saudaranya di China, Douyin, meraup pendapatan sebesar $29 miliar atau setara Rp447,9 triliun (kurs: Rp15.442) pada kuartal II/2023, melonjak 40% dari periode yang sama tahun lalu.
Namun, sayangnya ByteDance tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait informasi tersebut.
ByteDance telah menghadapi tantangan geopolitik yang kuat selama beberapa tahun terakhir. Aplikasi video pendek TikTok miliknya telah dilarang di perangkat pemerintah di lebih dari 30 negara bagian di AS, serta di Uni Eropa dan Australia, karena masalah keamanan data.
Berdasarkan laporan dari The Information bahwa penjualan ByteDance pada kuartal kedua sebesar 12% mencapai $5,8 miliar yang telah dihasilkan dari luar China, dengan mayoritas berasal dari TikTok.
Pertumbuhan ini juga melampaui Meta Platform induk Facebook, yang juga memperoleh sebagian besar pendapatannya dari iklan. Penjualan ByteDance pada semester pertama mencapai $54 miliar, mendekati penjualan Meta sebesar $60,6 miliar pada periode yang sama.
Hal ini berarti adanya pertumbuhan pendapatan yang melampaui Tencent mencapai 11% dan Alibaba 14% pada periode yang sama. Bahkan, ByteDance telah melampaui raksasa internet Tencent dalam total penjualan, namun tidak melampaui e-commerce kelas atas seperti Alibaba yang memiliki South China Morning Post.
Dikutip dari scmp, Senin (20/11/2023), lonjakan ByteDance terjadi di tengah peningkatan secara bertahap dalam periklanan di China saat masa pemulihan ekonomi yang tidak merata setelah pandemi.
Tak hanya itu, perusahaan ini juga melakukan dorongan agresif dalam belanja online melalui aplikasi video pendek dalam negeri Douyin yang mencapai pertumbuhan 80% dalam volume barang dagang (GMV) pada tahun lalu.
Tencent yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong, operator bisnis game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan dan aplikasi media sosial terbesar di China yaitu WeChat, melaporkan peningkatan penjualan sebesar 11% pada kuartal kedua mencapai $20,5 miliar.
Pasalnya, periklanan hanya menyumbang 17% dari total penjualan Tencent pada kuartal tersebut. Sementara itu, menghasilkan sekitar sepertiga pendapatannya dari game dan sepertiga lainnya dari bisnis fintech dan cloud yang dikelola perusahaan.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg dan The Information bahwa ByteDance setara dengan Tencent dengan pendapatan sebesar $11,1 miliar untuk setahun penuh pada tahun 2022. Hal ini dikarenakan penjualannya melonjak lebih dari 30% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari Alibaba bahwa total penjualan meningkatkan dari tahun ke tahun sebesar 14% mencapai $32,6 miliar. Perusahaan ini telah terdaftar di New York dan Hong Kong dengan menghasilkan sekitar setengah dari total penjualannya dari bisnis inti e-commerce.
ByteDance kini menjadi pesaing langsung Alibaba karena Douyin, dengan lebih dari 600 juta pengguna aktif harian, kini mengandalkan e-commerce sebagai pilar pendapatan utama. (Afaani Fajrianti)