Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik Facebook dan Instagram, Meta, menawarkan kepada kreator TikTok di AS bonus sebesar US$5.000 atau sekitar Rp81 juta untuk membuat konten di platform Faceboo dan Instagram.
TikTok sempat offline di AS pada hari Minggu menjelang larangan yang diberlakukan oleh Joe Biden, tetapi beberapa jam kemudian, TikTok kembali online dengan pesan terima kasih kepada penggantinya Donald Trump, yang telah menangguhkan larangan tersebut selama 75 hari.
Dilansir dari skynews, larangan yang tertunda ini menimbulkan ketidakpastian bagi para pembuat konten di TikTok banyak di antara mereka yang mencari nafkah melalui aplikasi yang sangat populer tersebut.
Bertepatan dengan larangan tersebut muncul lah "Program bonus terobosan" Meta, yang menawarkan bonus hingga US$5.000 kepada pembuat aplikasi lain dalam 90 hari pertama pendaftaran.
Mereka harus membagikan setidaknya 20 konten di Facebook dan 10 konten di Instagram dalam waktu 30 hari setelah menerima syarat dan ketentuan program bonus, situs web Meta menyatakan.
Dia menambahkan bahwa video tersebut harus merupakan konten asli dari pembuat konten Amerika yang berusia 18 tahun ke atas, dan meskipun tidak menyebutkan nama TikTok, dikatakan bahwa pembuat tersebut harus “memiliki kehadiran di akun sosial pihak ketiga”.
Meta mengatakan akan menghitung bonus berdasarkan evaluasi "kehadiran sosial" masing-masing pembuat konten, dan menambahkan bahwa pembuatnya juga harus benar-benar baru di Facebook atau Instagram.
Sementara itu, Donald Trump memberikan bantuan kepada TikTok setelah sempat ditutup pada hari Minggu, namun cabangnya di Amerika merasa jauh dari aman, karena pemiliknya memiliki waktu 75 hari untuk meyakinkan para pejabat AS bahwa TikTok tidak mengancam keamanan nasional.
“Kami akan bekerja sama dengan Presiden Trump dalam mencari solusi jangka panjang agar TikTok tetap bertahan di Amerika Serikat,” katanya dalam sebuah pernyataan, ketika para pebisnis kaya AS dilaporkan mempertimbangkan untuk membelinya dari pemilik saat ini, perusahaan Tiongkok, Bytedance.
Sederet nama besar dari dunia teknologi bahkan pemerintah AS disebut-sebut sebagai calon pemilik baru raksasa media sosial tersebut.