Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan modal ventura, East Ventures melaporkan bahwa 70% perusahaan dalam portofolio tahap lanjutan telah mencapai profitabilitas.
Dalam laporan yang dirilis oleh East Ventures, selain 70% perusahaan capai profitabilitas, lebih dari 80% menunjukkan kenaikan dalam margin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi selama 2024.
Adapun, perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya Sociolla, ShopBack, The Parentinc, RPG Commerce, Praktis, Mighty Jaxx, Traveloka, Komunal, Fore Coffee, ISMAYA Group, IDN, Ruangguru, waresix, Inteluck, dan Xurya.
“Hal ini sesuai dengan keyakinan East Ventures, dimana profitabilitas adalah tujuan utama, meskipun setiap startup memiliki pendekatan dan perjalanan yang berbeda untuk mencapainya,” tulis laporan tersebut, Selasa (7/1/2025).
East Ventures juga mencatat, beberapa startup dalam portofolio berada dalam posisi yang baik untuk memastikan stabilitas keuangan yang berkelanjutan serta didukung oleh fundamental yang kuat.
Untuk mendukung aspirasi dan tujuan jangka panjang mereka, East Ventures terus berupaya menciptakan sinergi di dalam ekosistemnya di tengah segala tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
Pada 2024, East Ventures juga terus mengadakan East Ventures Hand in Hand, East Ventures Circle, dan Founders Gathering.
Acara-acara tersebut bertujuan untuk menyediakan platform bagi para founder di ekosistem East Ventures untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan keahlian serta kemampuan mereka di tengah berbagai tantangan industri.
Lebih lanjut, dalam laporan tersebut juga ditemukan bahwa pendapatan dari perusahaan-perusahaan tahap lanjutan (growth) meningkat sebesar 40% tahun ke tahun (YoY).
Angka ini diketahui meningkat tiga kali lipat dari pertumbuhan rata-rata yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Pencapaian ini tidak hanya menunjukkan kekuatan investasi East Ventures, tetapi juga memposisikannya di atas tolok ukur kawasan Asia Tenggara saat dibandingkan dengan perusahaan dan pemodal ventura (perusahaan venture capital) lainnya.
“Semua ini berkat pola pikir para founder yang mengutamakan sifat adaptabilitas, terutama di tengah tantangan ekonomi, ketidakstabilan pasar, dan lanskap yang tak terduga,” tulis laporan tersebut.