Peretas Salt Typhoon diduga Asal China Bikin Industri Teknologi AS Ketar-ketir

Lukman Nur Hakim
Senin, 6 Januari 2025 | 00:35 WIB
Ilustarasi aktivitas peretasan atau hacking/dok.Kaspersky
Ilustarasi aktivitas peretasan atau hacking/dok.Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peretas China menjadi ancaman bagi perusahaan telekomunikasi dan teknologi Amerika Serikat (AS). Jangkauan peretas yang diduga berasal dari negeri Panda itu menyebar luas dan menginfeksi lebih banyak perusahaan asal negeri Paman Sam.

Melansir Reuters, Senin (6/1/2025), perusahaan yang menjadi korban peretasan terus berjatuhan. Charter Communications, Consolidated Communications, dan Windstream, serta vendor perangkat jaringan terkemuka seperti Cisco Systems dan Fortinet adalah beberapa di antaranya.

Tidak sampai di situ, kelompok peretas yang diidentifikasi sebagai Salt Typhoon tersebut juga berhasil menembus sistem keamanan Lumen Technologies dan T-Mobile. Mereka bahkan berhasil mengeksploitasi perangkat yang belum ditambal dari Fortinet dan memperburuk dampak serangan terhadap infrastruktur kritis di AS.

Di sisi lain, China telah membantah terlibat dalam peretasan ini, bahkan menuduh Amerika Serikat menyebarkan disinformasi.

Meski demikian, laporan itu mengungkap bahwa AS cukup serius mencermati gerak para peretas asal China sejak lama. Pada tahun 2023 lalu, Gedung Putih menggelar sebuah pertemuan rahasia. Dalam pertemuan itu, penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, memberi peringatan kepada bos-bos perusahaan telekomunikasi dan teknologi AS mengenai kemampuan peretas China.

Menurutnya, kemampuan peretas asal China kini telah melesat. Mereka dapat menutup pelabuhan-pelabuhan di AS, bahkan menyerang infrastruktur penting seperti jaringan listrik.

Adapun, AT&T dan Verizon telah mengonfirmasi bahwa mereka berhasil mengamankan jaringan mereka setelah bekerja sama dengan pihak berwenang dan penegak hukum. 

Lumen Technologies juga menyatakan bahwa mereka tidak lagi mendeteksi adanya ancaman aktif di jaringannya. Sementara T-Mobile mengonfirmasi bahwa mereka berhasil menggagalkan upaya peretasan baru-baru ini.

Sementara itu, Cisco dan Fortinet, yang perangkatnya menjadi sasaran serangan, memilih untuk tidak mengomentari laporan tersebut.

Sebelumnya, dua operator telekomunikasi besar Amerika Serikat, yaitu AT&T dan Verizon dikabarkan menjadi sasaran operasi spionase siber yang dikenal dengan nama Salt Typhoon.

Melansir dari Reuters, Senin (30/12/2024) operasi Salt Typhoon ini diyakini terkait dengan pihak-pihak dari negara China. 

Meski serangan siber yang dilakukan Salt Typhoon cukup signifikan, kedua perusahaan mengonfirmasi bahwa jaringan mereka kini aman berkat kerja sama dengan penegak hukum dan pejabat pemerintah AS.

“Kami tidak mendeteksi adanya aktivitas oleh aktor negara-bangsa di jaringan kami saat ini. Berdasarkan penyelidikan kami saat ini atas serangan ini, China menargetkan sejumlah kecil individu yang menjadi perhatian intelijen asing," kata juru bicara AT&T.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Edi Suwiknyo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper