Pendanaan Bank
Selain kucuran pendanaan dari investor, eFishery tengah dalam geliat mendapatkan pinjaman dari perbankan. PT Bank HSBC Indonesia misalnya pada bulan lalu telah menyalurkan kredit hijau dan sosial atau green and social loan kepada eFishery senilai US$30 juta atau setara Rp487,6 miliar.
Pinjaman disalurkan guna memperluas inovasi teknologinya yakni eFeeder milik eFishery yang disewakan kepada ratusan ribu pembudidaya ikan skala kecil dalam jaringan mereka.
PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) alias OCBC Indonesia juga tercatat telah menyalurkan pinjaman bilateral senilai Rp250 miliar kepada eFishery pada tahun lalu. PT Bank DBS Indonesia juga memberikan pendanaan jangka pendek senilai Rp500 miliar kepada eFishery pada 2022.
eFishery juga sedang bergeliat ekspansi. Dalam keterangan tertulis, Gibran sebagai CEO & Co-founder eFishery mengatakan pada 2024, eFishery berencana untuk memperluas portofolio produk berbasis teknologi IoT dan AI selain hanya eFeeder, guna mewujudkan kecerdasan akuakultur dalam ekosistem eFishery, di bawah sebuah brand baru bernama efishery.ai.
Dalam upayanya itu, pada Maret 2024 eFishery merekrut pakar IoT Andri Yadi dan timnya ke Divisi Produk AIoT & Cultivation Intelligence (AIoT & Kecerdasan Budidaya) eFishery.
Gibran mengatakan keputusan strategis acqui-hiring ini bertujuan untuk memperkuat posisi eFishery di pasar, meningkatkan kemampuan eFishery, dan mendorong pertumbuhan serta inovasi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, lewat pendanaan Seri D tahun lalu, Gibran mengatakan eFishery menargetkan lebih dari 1 juta kolam budidaya di Indonesia pada 2025.
Lalu, melalui kerjasamanya dengan HSBC Indonesia, eFishery berencana memperluas bisnis ke 10 negara.
Startup ini telah ekspansi bisnis ke India, tepatnya kota Kakinandia pada tahun lalu. eFishery kemudian menargetkan ekspansi lagi ke beberapa negara di Asia hingga Amerika Serikat.