Bisnis.com, JAKARTA - PT Multidaya Teknologi Nusantara atau eFishery menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO sementara menggantikan Gibran Huzaifah, dengan tujuan memperbaiki tata kelola perusahaan yang belakangan menjadi sorotan karena diduga mengalami fraud.
Para pemangku kepentingan menaruh perhatian dengan dugaan fraud sehingga melakukan pergantian demi tata kelola yang lebih baik.
“Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik," kata Tim Komunikasi eFishery kepada Bisnis, Selasa (17/12/2024).
Dalam beberapa waktu terakhir eFishery menjadi sorotan atas dugaan fraud di internal. Gibran yang menjadi nakhoda perusahaan sejak 2013 atau 11 tahun lalu sempat memberikan pernyataan kepada awak media mengenai fraud di internal pada September 2024.
Fraud 0,5%
Gibran mengakui terjadi fraud dengan rasio 0,5% dari total pendapatan. Namun dia menegaskan fraud tersebut tidak akan membuat bisnis eFishery tumbang. Fraud atau penyimpangan dalam kategori wajar dan telah ditangani.
“Fraud memang ada di kita, tetapi fraud-nya di bawah 0,5% dari revenue. Jadi rendah. Banyak yang bilang eFishery mau mati karena fraud, kalau jumlahnya segitu nggak membunuh perusahaannya, kami memastikan di bagian itu,” kata Gibran di Parle Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Meski angka fraud yang terdeteksi tidak menyentuh 0,5%, Gibran menekankan angka itu tetap saja berbahaya. Sebab, kata dia, temuan fraud bertentangan dengan nilai yang diadopsi eFishery yang bertekad membantu para pembudidaya.
Untuk itu, perusahaan memastikan fraud harus dibasmi hingga tak ada sama sekali, termasuk menindak tegas pihak yang melakukan fraud.
“Kalau ada yang melakukan fraud, kami punya tindakan tegas,” jelasnya.
Sementara itu, Vice President (VP) of Governance, Risk & Compliance (GRC) eFishery Mazlan Hashim mengatakan bahwa sejak awal berdirinya di Indonesia, eFishery telah mengutamakan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).
Mazlan menyampaikan bahwa tim khusus anti-fraud dan sistem pengendalian internal eFishery telah dibangun sejak empat tahun lalu untuk memastikan seluruh aktivitas bisnis berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurutnya, tata kelola perusahaan yang telah berjalan di eFishery dirancang sesuai dengan kerangka kerja global yang berlaku.
“Kami terus melakukan perbaikan dan pengembangan sistem pengendalian internal untuk memastikan seluruh risiko bisnis terkelola dengan baik,” ujarnya.
PHK Karyawan
Pada Juli 2024, eFishery melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan perubahan stratagi. Startup yang tergabung dalam portofolio Northstar Group ini melakukan perampingan struktur organisasi untuk jumlah yang tidak disebutkan.
“Keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang sangat matang berdasarkan restrukturisasi dan perubahan strategi bisnis perusahaan, dan eFishery memahami dampaknya terhadap para individu,” kata Vice President of Public Affairs eFishery Muhammad Chairil dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (26/7/2024).
Meski begitu, Chairil mengatakan eFishery tetap berkomitmen melakukan sederet upaya bagi karyawannya termasuk bantuan pencarian kerja. eFishery pun akan membantu karyawan yang terdampak dalam mencari peluang karir baru yang sesuai dengan minat dan keahlian.
Selain itu, eFishery akan memberikan konseling dan dukungan kepada karyawan yang terdampak PHK. Dalam hal ini, eFishery menyediakan layanan konseling dan dukungan untuk membantu karyawan yang terdampak melewati masa transisi ini.
eFishery merupakan startup aquatech yang menyediakan ekosistem terintegrasi meliputi marketplace pakan ikan serta udang, platform penjualan produk ikan dan udang segar secara business to business (B2B), hingga akses keuangan bagi pembudidaya ikan.
Startup yang didirikan pada 2013 ini mendistrupsi industri akuakultur melalui sejumlah solusi digital seperti auto feeder berbasis internet of things (IoT).
Pada pertengahan tahun lalu, eFishery telah meraup pendanaan jumbo dari sejumlah investor. Pendanaan Seri D itu mencapai US$200 juta (sekitar Rp3 triliun).
Putaran pendanaan Seri D dipimpin oleh perusahaan modal ventura 42XFund, yang didukung oleh Association Wang Association, responsive Ability, 500Globals, serta beberapa investor baru lainnya.
Investor awal eFishery seperti Northstar, Temasek, dan Softbank pun turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan tersebut. Selain itu, ada pula Goldman Sachs yang secara eksklusif bertindak sebagai penasihat pendanaan.
Dengan kucuran pendanaan tersebut, startup yang didirikan Gibran Huzaifah itu telah memiliki valuasi di atas US$1 miliar dan sah menjadi unicorn seperti Traveloka, OVO, hingga J&T Express.