Bisnis.com, BANDUNG - eFishery bersama JULO berkolaborasi tingkatkan literasi keuangan bagi petani, peternak, pekebun, dan nelayan. Pasalnya, sektor tersebut masih membutuhkan pendampingan lebih soal tersebut.
Berdasarkan data hasil survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, tercatat indeks tingkat literasi mencapai 65,43% dan inklusi keuangan mencapai 85,1%.
Walaupun terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan bahwa petani, peternak, pekebun, dan nelayan merupakan kelompok masyarakat yang memerlukan perhatian dan peningkatan literasi keuangan sehubungan dengan indeks inklusi keuangan dalam kelompok tersebut termasuk yang terendah yaitu 62,26%.
Melihat hal tersebut untuk meningkatkan literasi finansial dan inklusi keuangan PT JULO Teknologi Finansial (JULO) dan PT Teknologi Untuk Pembudidaya (eFishery) menggelar kegiatan Sarasehan Kabayan bersama para pelaku usaha dan pembudidayaan ikan di Kabupaten Bandung Barat.
Direktur Utama JULO Harri Suhendra mengatakan bahwa JULO secara berkesinambungan melakukan edukasi kegiatan literasi keuangan dan mendorong masyarakat dalam memanfaatkan layanan fintech lending untuk pendanaan konsumer dan produktif kepada masyarakat, khususnya tegak lurus dengan amanat SE OJK nomor 19 Tahun 2023 terkait pendanaan sektor produktif dan UMKM.
“Kolaborasi JULO dengan eFishery menegaskan kontribusi kami terhadap inklusi keuangan dan mendukung keberlanjutan serta peningkatan kegiatan ekonomi
produktif bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia," ujar Herri saat konferensi pers di Resto & Cafe 32, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (19/9/2024).
Dia menargetkan penyaluran pembiayaan dapat dilaksanakan secara produktif kepada seluruh pembudidaya ikan di Indonesia yang berada di ekosistem eFishery dengan nilai total lebih dari Rp160 miliar di tahun 2024.
Sementara, menurut Gibran Huzaifah selaku CEO & Co-Founder eFishery menjelaskan bahwa potensi sektor akuakultur di Indonesia masih sangat besar, sehingga kolaborasi antara eFishery dan JULO ini bukan hanya sekadar kerjasama bisnis, tetapi juga sebuah komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya ikan.
"Kemitraan ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan visi kami untuk memberdayakan para pembudidaya ikan di Indonesia. Perpaduan antara teknologi
akuakultur yang kami kembangkan dengan solusi finansial dari JULO telah menciptakan sinergi yang kuat," jelas Gibran.
"Hal ini memungkinkan kami untuk memberikan layanan yang lebih komprehensif kepada para mitra kami, sehingga mampu membentuk sebuah ekosistem yang berdampak positif bagi seluruh elemen yang tergabung di dalamnya, serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional," lanjutnya.
Salah satu pembudidaya ikan mas, Joni yang telah menggeluti usaha budidaya ikan mas sejak tahun 2012 merasa terbantu dengan hadirnya program Kabayan dari eFishery.
"Program ini telah memberikan dampak positif pada usaha budidaya ikan mas yang sebelumnya saya memiliki 24 petak kolam ikan, kini berkembang menjadi 40 petak kolam. Dan saya dapat memberikan pakan terbaik sehingga berpengaruh pada hasil panen ikan yang maksimal," tuturnya.
"Sekarang sekali panen ikan mas bisa mencapai 3 ton dari satu unit kolam atau 4 petak kolam, dan menghabiskan pakan apung sebanyak 150 karung pakan dengan berat pakan 30 kilogram per karung," tambahnya.