Nvidia Bantah Server Blackwell Bermasalah, Telah Terkirim 13.000 Sampel

Lukman Nur Hakim
Kamis, 21 November 2024 | 09:25 WIB
CEO NVIDIA JENSEN HUANG Founder & CEO Nvidia Jensen Huang saat acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
CEO NVIDIA JENSEN HUANG Founder & CEO Nvidia Jensen Huang saat acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa cip global Nvidia membanta laporan yang menyebut bahwa adanya masalah pendinginan pada server AI Blackwell.

Melansir dari The Verge, Kamis (21/11/2024) Nvidia malah meyakinkan investor bahwa Blackwell sedang dalam produksi penuh dan berjalan lancar. Maka dari itu perusahaan akan terus mengirimkan lebih banyak chip setiap kuartal mulai sekarang.

CEO Nvidia, Jensen Huang, mengklaim bahwa Blackwell telah mengirimkan 13.000 sampel kepada pelanggan pada kuartal ini, dengan hasil yang sudah dapat diukur dalam miliaran dolar.

"Seperti yang dapat Anda lihat dari semua sistem yang sedang dibangun, Blackwell dalam kondisi sangat baik," kata Huang.

Adapun, Nvidia melaporkan pencapaian rekor pendapatan dan laba untuk kuartal ketiga tahun 2024.

Pendapatan dari pusat data meroket hingga US$30,7 miliar pada kuartal lalu, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan bisnis gaming yang bernilai sekitar US$2-3 miliar setiap kuartal. Hal ini mendorong Nvidia meraih laba bersih sebesar US$19,3 miliar pada kuartal ketiga, meskipun masih di bawah pencapaian Microsoft dan Apple yang masing-masing meraih US$24,7 miliar dan US$21,4 miliar pada periode yang sama.

Di tengah persaingan sengit, terutama dengan AMD, Nvidia dan pesaingnya mempercepat pengembangan chip baru untuk memenuhi permintaan AI yang terus meningkat. 

Meskipun Blackwell menjadi andalan terbaru Nvidia, perusahaan mengungkapkan bahwa chip H200, yang diumumkan tahun lalu, saat ini menjadi produk terlaris mereka, mengumpulkan miliaran dolar pada kuartal terakhir.

Sementara Nvidia mendominasi pasar chip AI, Intel kini tertinggal dan tengah melakukan restrukturisasi besar-besaran untuk mengejar ketertinggalan di sektor yang semakin berkembang ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper