Bisnis.com, JAKARTA - Layanan direct to cell Starlink dapat langsung terhubung ke smartphone pengguna meski ponsel pintar tersebut berada di dalam celana atau tertutup sesuatu.
Membantah asumsi yang menyebut smartphone direct to cell Starlink harus berada di area bebas tanpa hambatan sedikit pun termasuk benang.
Direktur senior SpaceX Ben Longmire mengatakan layanan ini memungkinkan sinyal Starlink dapat terdeteksi oleh telepon seluler meski berada di saku penggunanya.
Longmire menjelaskan bahwa selama pengujian, dirinya menemukan layanan ini efektif di berbagai lokasi, termasuk di dalam kendaraan.
“SpaceX DTC [direct to cell] juga bekerja di kantong yang membelakangi [satelit] dan di dalam Tesla. Saya benar-benar berpikir tubuh manusia akan meredam lebih banyak sinyal,” kata Longmier dalam X.com, Selasa (29/10/2024).
Longmier menuturkan layanan Starlink ini direncanakan akan mendukung pengiriman pesan teks terlebih dahulu, sebelum berkembang ke panggilan suara dan unduhan internet.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan jangkauan di area terpencil yang sering kali tidak terjangkau oleh jaringan seluler tradisional.
Saat ini, SpaceX masih menunggu izin dari FCC untuk memulai layanan secara komersial. Namun, mereka telah diberikan izin darurat untuk menggunakan satelit Starlink dalam pengiriman pesan teks bagi korban bencana, yang hasilnya telah terkirim "ratusan ribu" pesan melalui sistem ini.
Lebih lanjut, Longmier mengatakan SpaceX juga sedang dalam kajian agar mampu mengaktifkan SMS darurat untuk wilayah yang terkena dampak Badai Milton dalam waktu kurang dari 24 jam.
“Di masa mendatang, saya rasa kita dapat mempersingkat waktu reaksi hingga puluhan menit untuk area mana pun di Bumi, mulai dari 58 derajat Lintang Utara hingga 58 derajat Lintang Selatan,”
Dalam pengujian lainnya, Starlink seluler menunjukkan kecepatan unduhan mencapai 17 Mbps, meskipun perusahaan perlu meluncurkan lebih banyak satelit untuk meningkatkan jangkauan.
Untuk mewujudkan potensi layanan ini, SpaceX sedang meminta keringanan dari FCC agar dapat melampaui batas emisi radio yang ditetapkan. Jika permohonan ini ditolak, kemampuan untuk melakukan panggilan suara dan video secara real-time bisa terancam.
Namun, beberapa perusahaan telekomunikasi, termasuk AT&T dan Verizon, telah melobi FCC untuk menolak permintaan tersebut, mengkhawatirkan potensi gangguan pada jaringan mereka.