Bisnis.com, JAKARTA - Dua ilmuwan memenangkan hadiah Nobel 2024 di bidang fisiologi atau kedokteran atas penemuan mereka terhadap kelas molekul kecil yang disebut mikroRNA.
Temuan ini, diklaim memainkan peran penting dalam menghidupkan dan mematikan gen.
Dilansir dari livescience, Victor Ambros, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Massachusetts, dan Gary Ruvkun, seorang ahli biologi molekuler di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan seorang profesor genetika di Harvard Medical School, akan berbagi hadiah sebesar 11 juta krona Swedia, setara dengan US$1,06 juta usai memenangkan nobel tersebut.
MicroRNA berada di bawah payung molekul yang lebih luas yang disebut RNA, yang menyerupai DNA tetapi hanya mengandung satu "untai" materi genetik, bukan dua yang dipilin menjadi satu.
Ambros dan Ruvkun pertama kali menemukan mikroRNA dan peran potensialnya dalam regulasi gen pada tahun 1993 saat mempelajari perkembangan cacing gelang kecil Caenorhabditis elegans, makhluk yang biasa dipelajari oleh para ahli biologi.
Misalnya, microRNA terkadang berkontribusi terhadap perkembangan kanker dengan mengatur aktivitas gen dengan cara yang mendorong pertumbuhan dan penyebaran tumor. Beberapa penyakit berasal dari mutasi pada gen yang mengkode microRNA, seperti gangguan pendengaran bawaan dan beberapa kelainan mata dan kerangka.
Selain itu, aktivitas mikroRNA yang tidak teratur telah ditemukan terkait dengan perkembangan epilepsi.
“Kami belum memiliki cara apa pun untuk mengobati gangguan ini karena jaringan mikroRNA terganggu, namun kami berharap suatu hari nanti hal tersebut akan terjadi,” kata Kämpe.
Setiap sel dalam tubuh kita mengandung sekitar 20.000 gen yang sama yang mengkodekan instruksi untuk membangun protein, bahan dasar penyusun kehidupan. Namun, jenis sel yang berbeda, seperti sel otot atau saraf, memiliki ciri dan fungsi khusus, sehingga memerlukan perbekalan yang berbeda pula.
Oleh karena itu, untuk membangun protein yang diperlukan, serangkaian gen berbeda diaktifkan di setiap jenis sel. Hal ini terjadi selama perkembangan embrio dan sepanjang hidup seseorang, ketika sel mengambil isyarat dari dalam tubuh dan lingkungan sekitarnya.
Saat sebuah gen "diaktifkan" — artinya sel akan menggunakan kodenya — DNA di dalam gen tersebut pertama-tama diubah menjadi molekul kecil yang disebut messenger RNA, atau mRNA, melalui proses yang disebut transkripsi. Molekul-molekul ini kemudian dikirim ke tempat pembentukan protein di dalam sel, di mana mereka digunakan sebagai cetakan untuk membuat protein.
Sejak lama, para ilmuwan mengira bahwa aktivitas gen terutama diatur oleh protein khusus yang menempel pada DNA, yang disebut faktor transkripsi. Protein ini telah ditemukan pada tahun 1960an. Penemuan microRNA oleh Ambros dan Ruvkun beberapa dekade kemudian membalikkan asumsi lama ini.
Dalam serangkaian percobaan laboratorium di C. elegans, keduanya mengidentifikasi mikroRNA yang mereka juluki lin-4. Molekul ini dapat berikatan dengan mRNA, mencegah produksi protein terkait. Pada tahun 2000, para ilmuwan menemukan jenis mikroRNA lain, yang disebut let-7, yang tampaknya ditemukan di seluruh dunia hewan.
Dua dekade kemudian, para ilmuwan kini telah menemukan beragam microRNA, termasuk lebih dari seribu di dalam tubuh manusia. Molekul-molekul ini sekarang dipuji sebagai pengatur penting perkembangan dan fungsi sel.