Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran internet berdampak signifikan bagi pelayanan kesehatan di daerah tertinggal dengan 70,8% fasilitas kesehatan di desa-desa terluar telah memanfaatkan data untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Riset teranyar Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan internet Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tersebut dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Di antaranya, memfasilitasi komunikasi antar petugas kesehatan dengan rumah sakit rujukan melalui email atau aplikasi pesan instan (25%); Menyebarkan informasi kesehatan melalui media sosial, website desa, atau aplikasi pesan singkat (24,7%).
Kemudian, menyebarkan informasi kesehatan melalui media sosial, website desa, atau aplikasi pesan singkat (16,3%); menyediakan layanan pendaftaran online untuk masyarakat (10,8)%; mengumpulkan dan menganalisis data kesehatan secara online untuk evaluasi dan perencanaan program kesehatan (8,4%).
Sejalan dengan hal itu, pengetahuan masyarakat desa tentang kesehatan setelah adanya internet juga dalam kondisi menggembirakan.
Dari riset bertajuk Survey Penetrasi Pengguna Internet di Daerah Tertinggal Tahun 2024 itu, ditemukan sebanyak 40% masyarakat lebih paham tentang kesehatan dan lebih sering mencari informasi kesehatan online.
Lalu, 30% masyarakat mulai mencari informasi kesehatan online, tetapi pengetahuan mereka hanya sedikit bertambah; 20,8% masyarakat mulai mencari informasi kesehatan online, tetapi pengetahuan mereka hanya sedikit bertambah.
Kemudian, sebanyak 5% pengetahuan masyarakat tentang kesehatan menurun karena banyak informasi yang tidak akurat di internet.
Kendati kondisinya relatif baik, bukan berarti pemanfaatan internet di desa sudah terlepas dari masalah. APJII menemukan sebanyak 71,7% surveyor mengatakan koneksi internet sering tidak stabil atau lambat menjadi kendala saat mengakses informasi kesehatan di daerah tertinggal.
Belum lagi masalah lain seperti kekurangan perangkat keras seperti komputer, tablet, atau smartphone; kurangnya pelatihan untuk petugas kesehatan tentang penggunaan internet; rendahnya penerimaan teknologi baru oleh petugas kesehatan atau masyarakat; serta sering terjadi masalah teknis yang sulit diperbaiki.