Bisnis.com, SHENZHEN -- Raksasa teknologi asal China, Tencent Holding Ltd., terus berekspansi ke pasar Indonesia. Sejumlah korporasi asal RI diketahui telah mengadopsi sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang dikembangkan perusahaan tersebut.
PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel adalah salah satu korporasi yang sering disebut para petinggi Tencent Holding Ltd dalam pembukaan Global Digital Ecosystem Summit (GDES) 2024 yang digelar di Shenzhen, Kamis (5/9/2024).
Perusahaan tersebut tampak bangga dengan diadopsinya beberapa teknologi yang berhasil dikembangkan, terutama dalam bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Telkomsel bersama Tencent Cloud telah mengeksplorasi teknologi biometrik Palm Scanner yang dirancang untuk mengidentifikasi individu pelanggan berdasarkan pola unik pada telapak tangan.
Teknologi ini bekerja dengan membaca dan memetakan vena, sidik jari, atau pola kulit di telapak tangan, yang kemudian digunakan untuk verifikasi pelanggan.
Dengan teknologi ini, proses verifikasi pelanggan atau yang biasa disebut Know Your Customer (KYC) akan menjadi lebih cepat, efisien, aman, dan nyaman.
"Telkomsel, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia menggunakan teknologi kami dalam bidang keamanan pembayaran," kata Senior Executive Vice President of Tencent dan CEO of Cloud and Smart Industries Group (CSIG) Dowson Tong.
Dowson menambahkan, adopsi digital merupakan salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan oleh para pelaku bisnis di tengah tekanan yang bersumber dari tingginya inflasi dan tren higher for longer atau kebijakan suku bunga acuan tinggi dalam jangka waktu lama, yang menggoyahkan stabilitas harga.
Sebab dengan adopsi teknologi operasional bisnis lebih efisien baik dari sisi administrasi maupun sumber daya manusia (SDM) sehingga perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Telkomsel bukan satu-satunya perusahaan dalam negeri yang dianggap telah berhasil meningkatkan efisiensi bisnis serta layanan konsumen dengan adopsi teknologi yang dikembangkan Tencent.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau Bank BRI juga tak jarang disebut lantaran telah menggunakan hasil pengembangan Tencent di bidang kecerdasan buatan.
Bahkan, Bank BRI menjadi satu dari banyaknya mitra Tencent yang disematkan ke dalam promosi produk baru bernama Human Digital, yakni pengembangan AI multibahasa. Salah satu petinggi bank pelat merah itu juga menjadi pembicara dalam sesi pembukaan GEDS 2024.
Xuyuan Zhang, Solution Architect Lead in Fintech Industry Tencent Cloud, mengatakan industri keuangan sangat penting untuk mengadopsi perkembangan teknologi termasuk AI, karena dapat memudahkan pelayanan kepada konsumen.
Perbandingannya, perusahaan yang memberi layanan pelanggan secara manual hanya mampu menangani 10 konsumen per hari, sedangkan jika layanan diberikan secara digitalisasi, penanganan konsumen mencapai 50 per hari.
"Karena penting bagi sektor ini untuk mengkoneksikan seluruh layanan," katanya.
Kerja sama antara Bank BRI dengan Tencent bertujuan untuk memajukan inovasi layanan perbankan BRI melalui eksplorasi teknologi, dengan fokus pada peningkatan pelayanan dan pengalaman nasabah dalam bertransaksi.
Solusi electronic Know Your Customer (eKYC) dari Tencent Cloud mendukung industri layanan finansial untuk memverifikasi identitas pengguna secara remote dan mengurangi risiko yang bisa muncul akibat penipuan identitas.
Bank BRI juga mengadopsi teknologi AI Palm Scanner yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan tangan saat mengoperasikan Brimo, aplikasi mobile banking dari perusahaan tersebut.
Dalam kaitan ini, Division Head Digital Banking Development and Operations BRI Kaspar Situmorang, mengatakan penjajakan dengan Tencent sejatinya telah dilakukan sejak tahun lalu.
Akan tetapi, ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan sehingga baru tahun ini dieksekusi oleh perusahaan. "Sekarang tahapnya masih uji coba," katanya dalam acara tersebut.
Tak cukup sampai di situ, peran vital Tencent dalam digitalisasi bisnis korporasi nasional juga tecermin dalam penandatanganan kerja sama dengan perusahaan AI di Tanah Air, Avatara.
Khusus kemitraan dengan Avatara, Tencent menyediakan teknologi persona digital yang nantinya akan digunakan ke dalam perdagangan elektronik atau dagang-el.
Chief Executive Officer (CEO) Avatara Ananta Wibisono, mengatakan perusahaan tersebut telah melakukan uji coba penggunaan persona digital dalam penjualan barang yang dilakukan secara streaming.
"Itu juga menjadi isu yang kami bahas dan akan dikembangkan usai penandatanganan kemitraan bersama Tencent," katanya.
Menurutnya, saat ini strategi penjualan paling efektif adalah dengan memanfaatkan siaran langsung atau live streaming di berbagai platform media sosial. Selain mampu menarik banyak peminat atau calon pembeli, strategi ini juga cukup efisien dari sisi biaya.
"Ecommerce [dagang-el] itu sekarang paling efektif melalui online live streaming, dan dengan ini kami menyediakan perangkat bagi penjual atau brand," ujarnya.
Secara konkret, persona digital disusun oleh Avatara yakni melalui penggambaran karakter yang kemudian divisualisasikan secara komprehensif oleh teknologi Tencent. Figur yang dijadikan persona pun tak hanya karakter fiksi, melainkan juga para selebritis hingga influencer.
Berdasarkan data Tencent, ada beberapa perusahaan Indonesia lain yang juga bermitra dalam adopsi pengembangan teknologi. Di antaranya KUPU, platform rekrutmen digital yang menghubungkan para penyedia dan pencari kerja.
Kerja sama yang dilakukan adalah penggunaan pewawancara virtual yang didukung oleh teknologi Tencent Cloud AI Digital Human and Media Services untuk melakukan, menyalin, meringkas, dan mengkategorikan wawancara video, serta untuk mendukung penyaringan dan pemeringkatan kandidat.
Solusi video-on-demand dan transcoding Tencent untuk memfasilitasi perekaman wawancara video dua arah tersebut berhasil mengoptimalkan proses wawancara hingga 60%, dan berhasil menarik lebih dari 2 juta pengguna dalam waktu kurang dari setahun.
Kemudian PT Bank Neo Commerce Tbk., yang mengadopsi Tencent Cloud Mini Program Platform (TCMPP). Dengan memanfaatkan TDSQL, Bank Neo Commerce dapat menghadirkan layanan perbankan digital baru di seluruh negeri dan telah mendapatkan lebih dari 30 juta akun baru hanya dalam waktu satu tahun.