Bisnis.com, JAKARTA - Konsumsi internet di daerah rural dan pedalaman disebut terus mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam mengakses pendidikan hingga berjualan daring di e-commerce.
Sekretaris dan Pengelola Layanan Akses Internet Bumdes Bedono Sejahtera Rendi Setiawan mengatakan bahwa dampak kehadiran internet sangat bagus bagi desa-desa di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Kehadiran infrastruktur digital membuat masyarakat memiliki pengalaman yang makin baik dalam mengakses internet.
Pengalaman tersebut kemudian membuat masyarakat pada akhirnya makin ‘haus’ terhadap data dan mulai memanfaatkan layanan data yang dihadirkan untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk akses pendidikan dan berjualan di e-commerce.
“Peningkatan kebutuhan internet lumayan cepat dikarenakan semua aktifitas hampir membutuhkan internet seperti pendidikan dan pekerjaan. Layanan internet paling banyak digunakan untuk pendidikan, dan pekerjaan,” kata Rendy kepada Bisnis, Sabtu (31/8/2024).
Bumdes Bedono Sejahtera berada di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Semarang, Jawa Tengah. Bumdes Bedono merupakan satu dari puluhan Bumdes yang terlibat dalam program maturasi desa melalui digitalisasi yang dilakukan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).
Dalam program tersebut, Bakti bekerja sama dengan penyedia jasa internet (ISP) dan badan usaha bekerja sama dalam menyebarkan internet ke daerah rural.
Internet yang dihadirkan tersebut digunakan untuk berbagai hal seperti menjalankan tata kelola pemerintahan berbasis digital, edukasi, hingga berjualan secara daring.
Khusus untuk Bumdes Bedono, total kapasitas bandwidth yang digunakan sebesar 1 Gbps, yang telah melayani 412 pelanggan rumah, 4 pelanggan sekolah, hingga 2 instansi pemerintahan.
Rendy berharap kerja sama dengan Bakti dapat terus ditingkatkan mengingat kebutuhan terhadap layanan data terus meningkat.
“Harapan Bumdes dengan bakti adalah selalu melayani masyarakat dalam kebutuhan akses internet dan perkembangan desa mandiri serta desa digital,” kata Rendy.
Bakti telah menyalurkan internet ke 326 desa pada Mei 2024, dengan total kapasitas bandwidth mencapai 12,76 Gbps. Jumlah bandwidth yang disalurkan tersebut naik hingga 53% secara tahunan.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, dari total 12,76 Gbps bandwidth yang disalurkan ke desa-desa, mayoritas (60%) berasal dari infrastruktur Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring, sementara itu sisanya berasal dari jaringan tulang punggung non-Palapa Ring.
Sekadar informasi, bandwidth adalah jumlah tingkat maksimum transfer data yang melintas di atas jalur jaringan tulang punggung, seperti Palapa Ring, yang telah dibangun.
Makin banyak masyarakat di suatu wilayah mengkonsumsi internet, maka jumlah data bandwidth yang melintasi SKKL makin besar.
Peningkatan bandwidth di suatu wilayah juga bisa menjadi indikator keberhasilan bahwa infrastruktur yang dibangun memberikan dampak bagi suatu wilayah.
Dalam menyalurkan internet ke desa-desa, Bakti melibatkan puluhan Badan Usaha dan perusahaan penyedia jasa internet (ISP) sebagai rantai pasok melalui Program Kemitraan Badan Usaha.
Program Kemitraan Badan Usaha ini membuat internet yang dihadirkan Bakti tidak hanya memberdayakan masyarakat juga menggerakan perekonomian di daerah terpencil dengan keterlibatan ISP dan Badan Usaha.
Tercatat Bakti sebanyak terdapat 96 perjanjian kerja sama (PKS) Tripartit Kemitraan Badan Usaha dengan ISP yang masih berlaku pada Mei 2024. Kemudian sebanyak 65 Badan Usaha telah terkoneksi, 31 Badan Usaha dalam tahap perencanaan dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan 5 badan usaha dalam tahap perencanaan penandatangan Tripartit.
Melalui Program Kemitraan Badan Usaha, Badan Usaha dan ISP telah melayani 157 instansi pemerintah dan swasta, serta 117 sekolah dengan jaringan internet.
Bakti juga memiliki program Akses Internet, yang menghadirkan jaringan internet ke satu titik dengan menggunakan satelit.