Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) atau Smartfren dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) atau XL Axiata mengungkap jumlah stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS), termasuk jaringan 2G.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyatakan bahwa saat ini emiten bersandi saham FREN itu menjadi satu-satunya operator telekomunikasi yang secara keseluruhan mengoperasikan BTS 4G dan 5G. Merza mengaku bahwa sejak awal FREN tidak menggunakan BTS dengan jaringan 2G.
“Sejak awal Smartfren tidak menggunakan BTS 2G sama sekali, karena baik yang lama maupun yang baru sudah kami rancang untuk 4G,” kata Merza kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (4/8/2024).
Adapun sepanjang tiga bulan pertama 2024, Merza menyampaikan bahwa Smartfren telah mengoperasikan lebih dari 46.000 BTS di lebih dari 288 kota.
Sebaran BTS tersebut tersebar di Natuna yang merupakan wilayah terluar Indonesia, kemudian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sementara itu, XL Axiata menyampaikan bahwa saat ini perusahaan melakukan penyesuaian BTS 2G menjadi BTS 4G secara bertahap di beberapa wilayah baik di Jawa ataupun luar Jawa menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan perkembangan kebutuhan pelanggan.
Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto menuturkan bahwa hal ini sejalan dengan pengguna layanan seluler yang sudah banyak beralih menggunakan data di jaringann LTE.
“Saat ini hingga akhir tahun kami masih akan terus melakukan penyesuaian BTS 2G menjadi BTS 4G secara bertahap di beberapa wilayah, baik di Jawa ataupun luar Jawa menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan perkembangan kebutuhan pelanggan,” kata Henry kepada Bisnis.
XL Axiata telah mengoperasikan 163.106 BTS atau tumbuh 9,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2024. Adapun, XL Axiata akan menambah 10.000 BTS 4G sepanjang 2024.
Baca Juga Adu Balap Pengguna Indosat (ISAT), Telkom (TLKM) dan XL Axiata (EXCL) Belanja Pulsa (ARPU) |
---|
Sebagaimana diketahui, Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas mengumumkan telah memasuki babak baru dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara XL Axiata dan Smartfren dalam rangka menciptakan entitas baru pada 15 Mei 2024.
Berdasarkan catatan Bisnis, Axiata Group Bhd pernah menyebut sedang berupaya mempercepat proses merger antara XL Axiata dengan Smartfren dengan harapan dapat selesai akhir tahun ini.
Group Chief Financial Officer Axiata Nik Rizal Kamil mengatakan bahwa rampungnya merger itu sejalan dengan proses due diligence (uji tuntas) yang sedang dimulai antara pemegang saham EXCL-FREN.
“Kalau aspirasi kami [merger XL Axiata-Smartfren] selesai di ujung tahun ini, tetapi selain due diligence juga tetap patuh terhadap aturan regulasi,” ujar Nik dalam acara Media Briefing dan Diskusi Bersama Axiata Group Berhad di Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Biasanya, lanjut Nik, proses due diligence membutuhkan waktu sekitar 3–4 bulan, atau bisa lebih cepat. Alhasil, rampungnya merger ini didasari dua faktor, yaitu due diligence dan negosiasi yang dilakukan secara paralel.
Dalam tahap due diligence, XL Axiata dan Smartfen melihat semua aspek, mulai dari komersial, finansial, hingga teknologi seperti menara dan spektrum. “Jadi banyak hal yang perlu dilihat dalam due diligence,” terangnya.