Bisnis.com, JAKARTA — eFishery sempat mendapat pinjaman dari sejumlah perbankan seperti OCBC, DBS hingga mengantongi pendanaan seri D senilai Rp3 triliun dari sejumlah modal ventura ternama sebelum akhirnya memutuskan melakukan perampingan.
Perubahan strategi perusahaan kemudian membuat perusahaan memutuskan untuk melakukan restrukturisasi.
Berikut profil eFishery yang didirikan oleh Gibran Huzaifah 10 tahun lalu.
Perjalanan eFishery bermula pada Oktober 2013 yang diinisiasi oleh para pendiri. Setahun berikutnya, perusahaan melakukan tahap pengembangan awal, termasuk penelitian dan uji prototipe eFeeder, dengan hanya 3 pendiri.
Berjalannya waktu, eFishery memulai dari sebuah rumah sewaan pada 2015. Di sana, eFishery tumbuh dan mendirikan kantor pusat serta gudang pertamanya untuk memperluas produksi dan penjualan.
Pada 2016, eFishery mulai memproduksi massal eFeeder dan secara resmi meluncurkan produk ini untuk semua Pembudidaya Ikan di Indonesia. eFeeder merupakan alat pemberi makan ikan dan udang otomatis yang dapat dikontrol dan disesuaikan melalui ponsel.
“eFeeder terbukti efektif mempercepat panen, menjaga kualitas air, mengoptimalkan FCR, dan menghasilkan panen yang merata,” demikian yang dikutip pada Jumat (26/7/2024).
Selanjutnya, pada 2017, eFishery meluncurkan eFeeder Shrimp untuk mendukung Petambak Udang dalam proses distribusi pakan, melengkapi jajaran eFeeder yang tersedia untuk penggunaan komersial.
Tak berhenti di sana, eFishery terus melakukan ekspansi dengan mendirikan unit bisnis baru, yaitu eFresh pada 2018. Unit bisnis ini diharapkan bisa memberikan distribusi produk ikan air tawar.
Pada 2019, eFishery meluncurkan program Kabayan untuk membantu Pembudidaya Ikan mendapatkan akses ke institusi finansial yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perusahaan yang berkantor pusat di Kota Bandung itu kemudian mendirikan eFisheryPoint pertama pada 2020, dan terus berkembang hingga mencapai 280 Kota/Kabupaten di Indonesia.
Lebih lanjut, eFishery memperbaharui usaha bisnisnya menjadi tiga area fokus utama, di antaranya distribusi ikan, udang, dan produk perikanan.
Dua tahun lalu atau pada 2022, eFishery memperkenalkan eFarm dan eFeeder 5 serta telah tumbuh dengan tim lebih dari 2.000 eFisherians yang berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
Masih mengacu unggahan blog di laman resminya, eFishery mengklaim sebagai perusahaan Aquaculture Intelligence pertama yang mengembangkan inovasi di bidang Akuakultur.
“Sebagai salah satu industri yang tumbuh paling cepat, Akuakultur dapat memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan keamanan pangan global,” ungkapnya.
Pinjaman DBS
Pada tahun Oktober 2022, eFishery mendapat pinjaman dari Bank DBS sebesar Rp500 miliar, yang digunakan untuk memperluas portofolio pinjaman eFishery.
Diketahui, eFishery turut menggelontorkan pinjaman kepada para peternak tambak untuk membantu mereka tumbuh. Kesepakatan pinjaman ini juga menjadi yang pertama didapatkan eFishery dari bank.