Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G di 12.000 lebih daerah terpencil kembali meleset dari target. Sempat direncanakan rampung Juni 2024, proyek dengan sebutan 'Tol Langit' tersebut kembali diterpa isu keamanan yang membuat gagal terealisasi tepat waktu.
Proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sempat ditargetkan selesai pada Juni 2024, setelah mundur beberapa kali. Adapun hingga saat ini, masih menyisakan lebih dari 600 titik karena terhambat isu keamanan di daerah Papua.
Terbaru, kapal pengangkut perangkat-perangkat untuk membangun menara hilang di perairan Papua.
Direktur Utama BLU Bakti Kominfo Fadhilah Mathar mengatakan bahwa Kapal berjenis LCT GT 145 dilaporkan hilang kontak sejak Rabu (17/7/2024) dalam perjalanan dari Timika menuju Yakuhimo, Papua Pegunungan.
“Kapal berjenis LCT GT 145 tersebut terakhir berkomunikasi dengan kapal Prima Jaya yang melintas bersamaan pada Selasa 16 Juli 2024. Dari informasi yang disampaikan oleh Crew Kapal Prima Jaya, Kapal Cita XX tidak melaju dan posisi mengambil di pinggiran,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Minggu (21/7/2024)
Fadhilah melanjutkan bahwa selain mengangkut 12 orang, Kapal Cita XX juga membawa material bts, tower, power, dan penerima sinyal atau Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk penyediaan sinyal 4G BAKTI Kemkominfo di wilayah Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Secara kronologi, Kapal Cita XX berangkat dari Timika pada Senin (15/7/2024) Pukul 05.43 WITA dan rencananya akan tiba di Yahukimo pada Kamis (18/7/2024).
Kendati demikian, kata Fadhilah pada Jumat (19/7/2024), penanggung Jawab Kapal Cita XX Mufli, melaporkan posisi kapal Cita yang belum tiba di Pelabuhan Yahukimo kepada Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Timika.
“Sampai informasi ini diturunkan, Tim SAR Timika telah diturunkan dengan dukungan TNI Angkatan Laut dan Polairud yang terus membantu pencarian tetapi kapal juga belum ditemukan,” pungkas Fadhilah.
Relokasi
Fadhilah mengatakan bahwa membangun BTS memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama di wilayah kahar yang penuh dengan risiko keselamatan pekerja.
“Dengan berat hati kami memohon maaf karena berencana untuk merelokasi BTS di wilayah kahar karena tidak ada jaminan keselamatan. Dari 623 BTS di wilayah kahar, 140 BTS sudah selesai terbangun,” kata Fadhilah dalam keterangan tertulis, Kamis (18/7/2024).
Fadhilah menjelaskan bahwa membangun BTS berbeda dengan akses internet. Untuk membangun BTS, lanjut dia, memerlukan lahan.
Sementara itu, dikutip dari Antara, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi Badan Usaha BAKTI Yulis Widyo Marfiah menargetkan penyelesaian pembangunan 630 base transceiver station (BTS) di daerah kahar selesai pada akhir 2024.
"Mudah-mudahan kita BAKTI harapkan bisa terselesaikan di akhir tahun 2024 ini terkait dengan kondisi Kahar tadi, ujar
Yulis menjelaskan penyelesaian pembangunan BTS di daerah kahar terbagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama mencakup 148 lokasi yang diharapkan dapat segera diselesaikan.
Tahap kedua mencakup 220 lokasi, kemudian tahap ketiga dengan 180 lokasi, dan terakhir tahap keempat yang mencakup 75 lokasi. Semua tahapan ini diharapkan selesai pada tahun ini.
Adapun tantangan utama dalam penyelesaian pengerjaan infrastruktur ini adalah kondisi keamanan dan geografis di daerah timur Indonesia, khususnya Papua.
Daerah-daerah kahar sering kali memiliki kondisi geografis yang sulit dijangkau dan tingkat keamanan yang rendah, yang membuat mitra penyedia infrastruktur kesulitan untuk melakukan pembangunan.
BAKTI sendiri, kata dia, telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri dan pemerintah daerah untuk memastikan keamanan dan kelancaran pembangunan BTS di daerah-daerah tersebut.
Yulis mengatakan kerja sama dengan TNI sangat penting, namun jumlah lokasi yang dapat disediakan oleh TNI masih terbatas karena terkait dengan prioritas keamanan.
"Kadang mereka memberikan lokasi yang cukup sedikit ya lokasinya, karena memang TNI juga memprioritaskan dari faktor keamanan ini," kata dia.
Seperti diketahui, Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun telekomunikasi dari pinggiran.
Fadhilah menjelaskan bahwa pembangunan BTS merupakan salah satu pilar utama dalam program pemerataan infrastruktur telekomunikasi. Tercatat, Bakti telah membangun 1.682 BTS 4G USO dan 4.995 BTS 4G dari target 5.618 site.