Australia Peringkatkan Situs Berbahaya 'Penawar' Gangguan Windows

Rika Anggraeni
Minggu, 21 Juli 2024 | 03:56 WIB
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Badan intelijen siber Australia mengungkap adanya situs web berbahaya dan kode tidak resmi yang dirilis secara online dengan tujuan membantu pemulihan dari pemadaman global pada Jumat (19/7/2024), pasca sistem operasi Windows yang mengalami gangguan (down).

Perlu diketahui, Australia merupakan salah satu negara yang terdampak pemadaman listrik massal di seluruh dunia pasca pembaruan perangkat lunak Sensor Falcon dari CrowdStrike.

Melansir dari Reuters, Sabtu (20/7/2024), pada hari Sabtu, Direktorat Sinyal Australia (ASD) yang merupakan badan intelijen siber Australia mengatakan bahwa sejumlah situs web jahat dan kode tidak resmi dirilis dengan klaim membantu entitas pulih dari pemadaman listrik yang meluas yang disebabkan oleh insiden teknis CrowdStrike.

Di situs webnya, badan tersebut mengatakan pusat keamanan sibernya “sangat menganjurkan semua konsumen untuk mendapatkan informasi teknis dan pembaruan dari sumber resmi CrowdStrike saja”.

Menteri Keamanan Siber Clare O'Neil mengatakan di platform media sosial X (sebelumnya Twitter) bahwa warga Australia harus waspada terhadap kemungkinan penipuan dan upaya phishing.

“Penipu mencoba mengeksploitasi pemadaman yang disebabkan oleh insiden teknis CrowdStrike. Pemerintah Australia mendesak bisnis dan komunitas Australia untuk waspada terhadap penipuan,” kata Clare di akun media X miliknya, Sabtu (20/7/2024).

Clare juga mengimbau agar warga Australia jangan terlibat dengan situs web, email, teks, dan panggilan telepon yang mencurigakan.

Di Australia, pemadaman listrik juga menimpa Commonwealth Bank of Australia. Bank terbesar di Australia itu mengatakan bahwa beberapa nasabah tidak dapat mentransfer uang. Bukan hanya bank, maskapai penerbangan nasional Qantas dan bandara Sydney juga mengatakan pesawat-pesawat tertunda tetapi masih terbang.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper