Bisnis.com, JAKARTA — Platform media sosial TikTok milik ByteDance dikabarkan akan melakukan ekspansi bisnis di Asia Tenggara. Salah satunya membuka layanan pesan antar makanan.
Melansir dari South China Morning Post, Selasa (16/7/2024), Tiktok dikabarkan berencana bekerja sama dengan operator untuk layanan lokal on-demand seperti pesan-antar makanan.
Selain itu, TikTok juga mengincar peluang bisnis yang memungkinkan pengguna di Indonesia dan Thailand mendapatkan voucher restoran, penerbangan, dan hotel melalui tautan di TikTok.
Kabar TikTok yang akan merambah ke kategori rekreasi itu memungkinkan pengguna mendapatkan kupon untuk tiket pesawat hingga hotel yang disediakan oleh penyedia layanan pihak ketiga.
Seperti diketahui, pada Januari, ByteDance telah merampungkan kesepakatan senilai US$1,5 miliar yang menggabungkan TikTok Shop dengan Tokopedia milik GoTo Group.
Menurut perusahaan analisis YipitData, dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, TikTok Shop mendekati proyeksi pendapatan tahunan sekitar US$4 miliar, didorong oleh kontribusi pasar Asia Tenggara.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan kode keras kepada platform asal China, yakni TikTok untuk mengucurkan investasi lebih besar ke Indonesia dibandingkan negara lain.
Erick menuturkan bahwa kucuran investasi yang jumbo itu mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Bahkan, Erick menyebut Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
“Saya berharap TikTok jangan menjadi stranger untuk Indonesia, karena potensi ekonomi,” ujar Erick dalam acara TikTok Pos Aja! di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Pada kesempatan itu, Erick meminta agar TikTok harus berani menanamkan investasinya lebih besar di Tanah Air, seiring dengan kondisi ekonomi Indonesia juga menguntungkan. Dia juga meminta agar TikTok tidak menjadi orang asing.
Merujuk data Statista, Indonesia merupakan negara dengan penonton TikTok terbesar pada April 2024, yakni hampir mencapai 127,5 juta pengguna.
“TikTok harus berani investasi lebih [besar] dari negara lain. Jadi tolong sampaikan ke bos-bos TikTok, jangan jadi stranger di Indonesia karena potensi ekonominya jauh lebih besar dari negara lain. Kalau negara lain kasih 1, Indonesia harus kasih 4 karena kita mau membangun ekonomi bersama dan win-win,” tuturnya.
Erick menyarankan agar TikTok tidak menaruh nilai investasi yang sama dengan negara lain. Menurutnya, jika nilai investasi yang diberikan TikTok ke Indonesia sama dengan yang diberikan ke negara lain, maka akan membuat pemerintah merasa keberatan.
“Kami dari BUMN dan saya mengetuk private sector atau foreign investment yang percaya market Indonesia, jangan setengah-setengah berinvestasi di Indonesia,” tandasnya.