Fenomena Aphelion Pengaruhi Suhu Dingin di Indonesia, Ini Kata BMKG

Restu Wahyuning Asih
Senin, 15 Juli 2024 | 15:36 WIB
PERAKIRAAN CUACA BMKG. Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (20/12/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan prakiraan cuaca di Jakarta, Selasa (20/1/2022). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.
PERAKIRAAN CUACA BMKG. Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (20/12/2022). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan prakiraan cuaca di Jakarta, Selasa (20/1/2022). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa hari belakangan ini sejumlah daerah di Indonesia mengalami perubahan cuaca yang lebih dingin.

Suhu dingin terjadi pada siang hingga malam hari. Bahkan beberapa daerah seperti Bandung dan Malang mencatatkan suhu hingga 16 derajat.

Di media sosial beredar informasi bahwa suhu dingin yang terjadi di Indonesia disebabkan karena Fenomena Aphelion.

Fenomena tersebut memengaruhi suhu di Indonesia, yang disebut akan lebih dingin karena jarak bumi dengan matahari sedang jauh.

Mengutip dari situs resmi BMKG, suhu dingin yang ada di Indonesia tidak memiliki kaitannya dengan Fenomena Aphelion.

BMKG menjelaskan bahwa fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni pada Juli - hingga September.

"Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin," tulis BMKG di situs resminya, dikutip pada Senin (15/7).

Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia.

Hal ini disebut juga dengan Monsoon Dingin Australia, yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin.

"ehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin," lanjut BMKG.

Suhu dingin di Indonesia juga dipengaruhi berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer. Sehingga suhu terasa lebih dingin.

Penyebab lainnya yakni karena langit cenderung bersih awannya (clear sky), sehingga panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.

Akhirnya, udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper