Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL) atau XL Axiata menyatakan bahwa saat ini pihaknya masih terus mencermati kehadiran layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk yang telah beroperasi hampir dua bulan di Indonesia. Lantas, apakah Starlink memicu penurunan ARPU EXCL?
Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih dalam proses melakukan rekapitulasi dan audit untuk pencapaian kinerja kuartal II/2024, termasuk untuk pencapaian jumlah pelanggan dan ARPU.
“Sehingga kami belum bisa menyampaikan hasilnya, termasuk apakah hasil kinerja tersebut juga dipengaruhi kehadiran penjualan layanan Starlink atau tidak,” kata Yessie kepada Bisnis, Rabu (10/7/2024).
Meski demikian, Yessie menyampaikan bahwa emiten telekomunikasi bersandi saham EXCL itu tetap fokus dengan strategi dan upaya untuk tetap dapat meningkatkan pencapaian kinerja perusahaan hingga akhir tahun, termasuk dengan mendorong bisnis layanan konvergensi.
Selain itu, lanjut Yessie, XL Axiata juga akan melanjutkan pengembangan infrastruktur jaringan baik di Jawa dan luar Jawa serta meningkatkan pengalaman pelanggan yang lebih baik, yakni digitalisasi hingga personalisasi.
Di samping itu, XL Axiata juga berharap kehadiran Starlink di Indonesia mampu membuka potensi untuk berkolaborasi, sehingga membawa manfaat yang nyata bagi masyarakat dan perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia.
Yessie menyampaikan pihaknya masih terus mencermati kehadiran Starlink dan berharap agar kehadiran Starlink di Indonesia bisa membuka potensi untuk berkolaborasi.
“Sejauh ini, kehadiran Starlink menurut kami sudah memberikan dampak khususnya untuk kehadirannya di wilayah-wilayah resindesial padat penduduk [direct B2C], di mana operator dan ISP juga sudah menyediakan layanan data atau internet,” tuturnya.
Yessie menuturkan bahwa sejak awal, XL Axiata selalu menekankan untuk dilakukan pengaturan oleh pemerintah dengan mewajibkan Starlink agar bekerja sama dengan operator untuk layanan B2C dan B2B. Serta, sambung dia, melakukan kontrol terhadap struktur tarif Starlink.
Dengan demikian, Yessie menjelaskan kehadiran Starlink di Indonesia tidak berpotensi mengancam keberlangsungan usaha telekomunikasi nasional dan adanya equal playing field dengan pelaku usaha lainnya.
Sebagai gambaran, pada kuartal I/2024, rata-rata pendapatan per pelanggan (average revenue per user/ARPU) gabungan yang dibukukan XL Axiata naik menjadi Rp44.000, sebelumnya Rp40.000 pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ARPU XL Axiata terjadi saat pelanggan perusahaan turun tipis 0,4% atau 300.000 pengguna menjadi 57,6 juta pelanggan.
Sepanjang tiga bulan pertama 2024, XL Axiata membukukan pendapatan sebesar Rp8,4 triliun. Angkanya naik 12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Jika dirinci, layanan data menjadi kontributor terbesar atas pendapatan yang diraih EXCL. Pendapatan dari layanan data dan digital XL Axiata tumbuh 13% yoy dan 2% secara kuartalan.
Sementara itu, dari sisi jumlah pengguna, total ada 57,6 juta pelanggan yang dilayani oleh XL Axiata, atau turun sekitar 300.000 pelanggan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, ARPU prabayar XL Axiata naik menjadi Rp43.000 dari Rp38.000 pada kuartal I/2023. Sementara itu ARPU Pascabayar turun dari Rp91.000 pada kuartal I/2023 menjadi Rp89.000 pada periode yang sama tahun ini.