RI Kebanjiran 91,41 Juta Trafik Anomali, 60% Aktivitas Malware

Rika Anggraeni
Kamis, 27 Juni 2024 | 14:47 WIB
Ilustrasi keamanan siber malware/dok. kaspersky
Ilustrasi keamanan siber malware/dok. kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terdapat 91,41 juta anomali trafik nasional yang terjadi sejak 1 Januari—13 Juni 2024.

Manggala Informatika Ahli Muda pada Direktorat Keamanan Siber Sektor Keuangan Perdagangan dan Pariwisata BSSN Ishak Farid mengatakan bahwa anomali trafik tersebut didominasi dari malware acitvity, yakni mencapai 54,49 juta atau setara dengan 59,61% terhadap total anomali trafik nasional.

“Terbaru 1 Januari 2024—13 Juni 2024, sudah sekitar 91,41 juta anomali trafik. Jenis anomali trafik tertinggi adalah malware activity, persentasenya mencapai 59,61%,” kata Ishak dalam acara Seminar Indonesia bertajuk ‘Mitigating Cyber Risk and Buliding a Trust’ di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Selain malware activity, Ishak menyampaikan bahwa terdapat 15,95 juta anomali trafik dari trojan activity atau menyumbang sekitar 17,45%.

Jika ditinjau lebih dalam, trafik anomali tertinggi sepanjang tahun ini terjadi pada Maret 2024, yakni sebanyak 21,42 juta. Sedangkan di awal tahun ini, terdapat 18,84 juta anomali trafik nasional.

Meski demikian, Ishak menjelaskan bahwa anomali trafik ini bukan berarti serangan. “Anomali ini belum tentu serangan, tetapi ada ketidakteraturan dari trafik yang ada,” jelasnya.

Berdasarkan data BSSN, terungkap bahwa terdapat ratusan juta anomali sepanjang 2018–2023. Perinciannya, sebanyak 232,4 juta anomali trafik pada 2018, 290,3 juta pada 2019, dan 495,3 juta pada 2020.

BSSN menemukan bahwa puncak anomali trafik terjadi pada 2021, yakni ditemukan sebanyak 1.652 juta anomali trafik pada masa pandemi Covid-19. Namun, angka anomali trafiknya mulai berangsur turun di tahun berikutnya menjadi 976,4 juta pada 2022 dan 403,9 juta pada 2023, meski angkanya terbilang masih lebih besar dibandingkan peridoe 2018.

Lebih lanjut, BSSN menemukan bahwa terdapat 98.185 anomali trafik berjenis ransomware pada Januari—13 Juni 2024, yang didominasi dari Grandcrab, Black Basta, BadRabbit, Troldesh, dan LockBit.

Ishak menjelaskan bahwa ransomware adalah malware yang digunakan untuk menyandera aset korban, seperti dokumen, sistem, ataupun perangkat.

“Setelah aset terenkripsi, korban akan diminta membayar tebusan atau ransom untuk mendekripsi dan kembali mendapatkan akses pada aset,” ujarnya.

Selain ransomware, BSSN juga menemukan terdapat 774.476 anomali trafik berjenis Advanced Persistent Threat (APT) pada Januari—13 Juni 2024. Pada anomali jenis ini didominasi oleh Anchor Panda yang mencapai 138.502.

Ishak menuturkan bahwa APT merupakan attack campaign yang dilakukan oleh kelompok serangan siber atau threat actor. Tujuannya, untuk mengakses, memantau, dan mengumpulkan informasi dari sistem atau jaringan target untuk melakukan pencurian data yang bernilai dengan tujuan eksploitasi jangka panjang. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper