Data Kemenhub Bocor dan Dijual di Situs Dark Web? Ini Faktanya

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Selasa, 25 Juni 2024 | 18:31 WIB
Ilustrasi data bocor di situs dark web./ dok. Kaspersky
Ilustrasi data bocor di situs dark web./ dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait dugaan kebocoran data-data sensitif yang beredar di media sosial.

Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati memaparkan, telah menerima informasi kebocoran data pada 6 Juni 2024. Dia menyebut, data yang diduga mengalami kebocoran adalah data-data lama yang sudah tidak update sehingga diduga pelanggaran dimaksud terjadi di masa lalu.

Dari pemeriksaan yang dilakukan Pusdatin Kemenhub, ditemui struktur dan konten data yang mengalami kebocoran berbeda dengan data yang terdapat dalam Database pada Data Center Kementerian Perhubungan.

“Saat ini tengah berlangsung proses forensik untuk mengetahui langkah mitigasi ke depan. Kami terus berupaya memperkuat keamanan digital,” jelas Adita saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2024).

Adapun, beberapa langkah yang diambil untuk memperkuat kemanan Siber antara lain: menyusun Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) Kemenhub, menyusun Kebijakan Satu Data Transportasi agar terwujud Tata Kelola Data & Informasi di sektor transportasi.

Selain itu, Kemenhub bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengidentifikasi Infastruktur Informasi Vital untuk ditingkatkan lebih lanjut. Hal ini agar memenuhi standar perlindungan keamanan sistem.

Kemudian, ke depannya Kemenhub juga akan segera memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) dan Disaster Recovery Center (DRC).

Sementara itu, kabar kebocoran data ini beredar di media sosial X (dahulu Twitter). Data-data sensitif beberapa lembaga yang bocor diantaranya adalah Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, dan juga Indonesian Automatic Finger Identification System atau INAFIS.

Dalam unggahan pada akun X (dahulu Twitter) @m***** pada Selasa (25/6/2024), data-data tersebut juga dikabarkan telah diperjualbelikan di dark web.

“Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub Dijual di Dark Web, Harganya US$1.000 – US$7.000. Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara [BSSN],” demikian kutipan unggahan tersebut, Selasa (25/6/2024).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper