Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) menyebut bahwa padamnya Pusat Data Nasional (PDN) disebabkan oleh serangan ransomware LockBit 3.02. Lantas apa itu Lockbit 3.02?
Dia mengatakan bahwa pihak peretas meminta tebusan kepada pemerintah hingga US$8 juta untuk menghentikan serangan terhadap pusat data nasional tersebut.
“BSSN konferensi pers di Kominfo. Saya tinggal karena saya harus ke sini [rapat paripurna]. Ini serangan virus lockbit 3.02. [Mereka minta tebusan] menurut tim US$8 juta,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/6/2024).
Sekadar informasi, LockBit bukanlah virus, melainkan salah satu grup peretas yang aktif sejak 2019 yang pada awalnya dikenal dengan nama ABCD merupakan grup operator ransomware.
Lockbit, LockBit 2.0, dan serta yang terbaru Lockbit 3.0 merupakan hasil kampanye baru dari grup tersebut.
Sebelumnya, grup peretas itu sempat menginveksi BSI merupakan Ransomware-as-a-Service (RaaS) yang ternyata adalah warisan dari Lockbit dan Lockbit 2.0. LockBit varian terbaru versi 3.0 atau juga dikenal dengan Lockbit Blackz
Serangan tersebut memiliki kemampuan yang mampu menyesuaikan berbagai opsi selama kompilasi dan eksekusi muatan. LockBit 3.0 menggunakan pendekatan modular dan mengenkripsi muatan hingga eksekusi, yang menghadirkan hambatan signifikan untuk analisis dan deteksi malware.
LockBit sangat aktif melakukan pemerasan ganda, broker akses awal serta mereka juga beriklan di forum peretas. Mereka juga diketahui merekrut orang dalam dan merekrut peretas terampil untuk menjalankan aksinya.