Elon Musk Habiskan Rp738 Miliar per Satu Starlink, Ingin Luncurkan 6.000 Satelit

Rika Anggraeni
Selasa, 18 Juni 2024 | 13:01 WIB
Ilustrasi ribuan satelit Starlink mengelilingi bumi. Per satu satelit, Elon Musk dikabarkan menghabiskan biaya sebesar Rp738 miliar.
Ilustrasi ribuan satelit Starlink mengelilingi bumi. Per satu satelit, Elon Musk dikabarkan menghabiskan biaya sebesar Rp738 miliar.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Elon Musk dikabarkan menghabiskan biaya sebesar US$45 juta Rp738 miliar untuk membangun satu satelit orbit bumi rendah (Low Earth Orbit/LEO) Starlink. SpaceX menargetkan dapat meluncurkan 6.000 satelit Starlink tahun ini. Alhasil, total biaya yang harus disiapkan sebesar US$270 miliar atau Rp4.430 triliun.

Nominal belanja modal yang digelontorkan satelit LEO lebih rendah dibandingkan satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) dan Medium Earth Orbit (MEO). Untuk satelit GEO, misalnya, harus mengalokasikan belanja modal atau Capex sangat tinggi dibandingkan satelit LEO.

Satelit GEO perlu mengeluarkan anggaran di atas US$400 juta per satelit atau sekitar Rp6,56 triliun per satelit. Nominal ini jauh lebih tinggi dibandingkan satelit LEO yang hanya perlu merogoh Rp738 miliar per satelit. Artinya, satelit LEO bisa menambah setidaknya 8 satelit agar sebanding dengan belanja modal satu satelit GEO.

Sedangkan untuk belanja modal satelit MEO di rentang US$80–US$100 juta per satelit atau sekitar Rp1,31 triliun—Rp1,64 triliun per satelit. Demikian berdasarkan pemaparan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) saat berkunjung ke Bisnis Indonesia, dikutip pada Selasa (18/6/2024).

Lebih lanjut, jika dibandingkan dari kualitas latensi, ATSI mengungkapkan bahwa satelit LEO memiliki latensi yang sangat rendah, yakni 2–22 ms. Lebih rendah dibandingkan latensi GEO yang mencapai 477 ms dan satelit MEO 27–477 ms. Latensi sendiri adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari satu titik ke titik lain dan kembali lagi.

Dalam pemaparan tersebut, ATSI juga menyampaikan bahwa satelit LEO memiliki umur yang lebih pendek, yakni di kisaran 5–10 tahun. Berbeda dengan satelit GEO dan MEO yang masing-masing di rentang 15–20 tahun dan 10–15 tahun.

Perlu diketahui, saat ini satelit berbasis LEO bukan hanya Starlink milik Elon Musk, melainkan juga ada OneWeb, Project Kuiper milik Amazon, dan Telesat.

Lalu, pemain satelit GEO terdiri dari Telkom, BRI, PSN, SES, Hughes, Viasat, hingga Jupiter Hughes. Sedangkan pemain MEO terdiri dari satelit GPS dan satelit cuaca.

Untuk Starlink, Elon Musk berencana memiliki lebih dari 6.000 konstelasi satelit pada tahap awal.

Adapun pada 13 Juni 2024, total terdapat 6.613 satelit Starlink yang diluncurkan. Di mana, sebanyak 6.153 satelit Starlink di orbit dan yang bekerja ada 6.079 satelit, menurut laporan Astronom Jonathan yang melacak konstelasi di situsnya.

Selain Starlink, OneWeb pada tahap awal mencapai 648 konstelasi satelit, Telesat sebanyak 298 konstelasi satelit, dan Project Kuiper sebanyak 578 konstelasi satelit.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper