Manajemen GoTo Serahkan Keputusan PHK ke Tokopedia, Bukan Pengendali

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 13 Juni 2024 | 18:41 WIB
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bertambah

Indonesia adalah salah satu pasar paling awal bagi ambisi e-commerce ByteDance – dan sejauh ini yang terbesar – namun persaingannya sangat ketat dengan pesaing seperti Shopee dari Sea Ltd. dan Lazada dari Alibaba Group Holding Ltd.

ByteDance mengurangi staf di seluruh tim e-commerce, termasuk periklanan dan operasional, sebagian untuk menghilangkan fungsi duplikat, kata sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tersebut belum dipublikasikan. 


Bertambah


Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa aksi akuisisi yang dilakukan TikTok Shop dan Tokopedia memicu konsekuensi efisiensi operasional yang mengakibatkan potensi pengurangan karyawan.

Pasalnya, TikTok Shop memiliki divisi yang sama dengan divisi di Tokopedia. Artinya, Bytedance memiliki peluang untuk melakukan efisiensi.

“Bahkan proses merger ini belum akan berhenti pada PHK karyawan ini saja, bisa jadi ke depan akan ada proses PHK lagi atau penutupan sebagian unit usaha yang dirasa menjadi beban perusahaan merger. Jadi kemungkinan akan ada langkah lanjutannya,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).

Huda menuturkan ancaman PHK yang mungkin terjadi tidak hanya berlaku untuk TikTok-Tokopedia, melainkan juga startup digital lainnya, terutama di tengah masa sulit pendanaan.

“Selama pendanaan masih susah, ancaman PHK masih akan terus terjadi,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa tindak lanjut dari aksi korporasi seperti merger dan akuisisi memicu efisiensi operasional yang berujung pengurangan karyawan. Bahkan, secara global, Heru menyebut efisiensi diperkirakan masih terus bergulir hingga 2024.

Ke depan, Heru menyebut industri fintech P2P lending juga akan mengalami efisiensi karyawan seiring bertambahnya jumlah gagal bayar (galbay).

“Potensi P2P lending terkena imbas dari banyaknya gagal bayar ini cukup besar, ketika perusahaan terdampak tentu akan berdampak pada efisiensi perusahaan dalam skal kecil maupun besar, termasuk PHK,” tandasnya.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper