China Luncurkan Satelit 'Mungil' Saingi Starlink Elon Musk, Perang Orbit LEO?

Redaksi
Jumat, 7 Juni 2024 | 07:08 WIB
Salau satu peluncuran Satelitmilik China yang bertujuan untuk memberikan akses internet hingga melindungi angkasa China dari satelit asing/tangkapan layar X.com
Salau satu peluncuran Satelitmilik China yang bertujuan untuk memberikan akses internet hingga melindungi angkasa China dari satelit asing/tangkapan layar X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - China mengambil langkah untuk tiru sistem Starlink milik Elon Musk. Pemerintah Xi Jinping ingin menyediakan akses internet dari lokasi terpencil melalui jaringan satelit kecil. 

Hadirnya satelit kecil China seakan menandakan bahwa China ingin ikut terlibat menguasai orbit rendah bumi, sehingga dapat memantau pergerakan manusia di bumi dengan lebih baik. 

Shanghai Gesi Aerospace Technology, yang dikenal sebagai Genesat, mengungkapkan desain satelit panel datarnya pada akhir 2023. 

Melansir dari The Washington Times Jumat (07/6/2024), Satelit Genesat yang berukuran kira-kira sebesar sepeda motor, merupakan inti dari upaya China untuk menciptakan konstelasi satelitnya sendiri.

General Manager dari Genesat Cao Jin menyatakan kemajuan pesat dalam produksi mereka. Dia mengatakan dulu diperlukan waktu dua hingga tiga bulan untuk merancang dan menyesuaikan satelit.

“Sekarang pabrik tersebut dapat memproduksi satelit setiap satu setengah hari dan memproduksi hingga 300 satelit dalam setahun,” ujarnya.

Menurut data statistik dari Jonathan McDowell, Elon Musk telah meluncurkan lebih dari 6,500 satelit Starlink hingga saat ini, dengan rencana menambah 36.000 satelit lagi. 

Genesat baru meluncurkan kurang dari 200 satelit. Rencana ambisius ini menyoroti tekad China untuk mengejar ketertinggalan dalam domain internet satelit.

Ketertarikan China dalam mengembangkan jaringan satelit berasal dari kekhawatiran atas pengendalian informasi terhadap rakyatnya.

Kemampuan Starlink untuk menyediakan akses internet tanpa sensor mengancam sensor ketat China, yang sering disebut para analisis sebagai "Tembok Api Besar". 

Koneksi Starlink berpotensi memungkinkan rakyat China untuk melewati kontrol pemerintah, sehingga menimbulkan tantangan terhadap penggunaan internet yang diawasi oleh negara.

Sebagai tanggapan, Tiongkok menyatakan internet satelit sebagai prioritas nasional pada tahun 2020, menciptakan perusahaan Guowang dengan rencana meluncurkan 13.000 satelit. 

Guowang beroperasi di bawah China Satellite Network Group (China SatNet), yang dikendalikan oleh Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset milik negara. Selain itu, konstelasi lain bernama G60 Starlink bertujuan untuk menyebarkan 12,000 satelit, dengan 648 sudah berada di orbit.

Shanghai Landspace Hongqing Technology juga mengumumkan niatnya untuk menyebarkan 10.000 satelit Honghu-3. 

Ekspansi agresif ini menimbulkan potensi risiko, termasuk terciptanya sampah luar angkasa dalam jumlah besar. Namun, proliferasi satelit kecil juga mempersulit upaya militer untuk menargetkan satelit tersebut, sehingga berpotensi memberikan keuntungan strategis dalam peperangan antariksa.

Militer AS juga memanfaatkan teknologi satelit, menggunakan Starlink versi militer yang disebut “Starshield.” Sistem ini menggunakan enkripsi berkekuatan tinggi dan berfungsi sebagai jaringan komunikasi cadangan jika sistem utama disusupi selama konflik. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper