Alasan Microsoft Yakin AI Tak Akan Gantikan Pekerjaan Manusia

Aziz Rahardyan
Kamis, 6 Juni 2024 | 03:45 WIB
Logo Microsoft di salah satu gedung/Reuters
Logo Microsoft di salah satu gedung/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa teknologi Microsoft Corporation meyakini bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) tak akan menghilangkan peran manusia dalam berbagai pekerjaan.

Corporate Vice President and Deputy General Counsel Microsoft Corporation Antony Cook menjelaskan bahwa disrupsi AI cenderung mengeliminasi pekerjaan-pekerjaan yang rutin, berulang, dan tidak menarik buat manusia.

Oleh karena itu, pada prinsipnya AI hanyalah alat. Manusia menggunakan segala yang disebut alat, tentu untuk lebih memberdayakan kemampuannya dan mempermudah pekerjaannya.

"Sehingga, manusia bisa fokus menggunakan energinya untuk pekerjaan lain yang tidak bisa dilakukan secara otomatis, sehingga produktivitas pun terdongkrak," ujarnya dalam wawancara khusus bersama Bisnis, dikutip Rabu (5/6/2024).

Antony mencontohkan bahwa dirinya pun memanfaatkan platform AI besutan Microsoft, yaitu Copilot, dalam keseharian. Terutama mengintegrasikannya Copilot dengan Microsoft 365.

Misalnya, ketika dirinya mempersiapkan pertemuan dengan seorang pejabat pemerintah dan perlu membaca suatu laporan, dia bisa bertanya ke Copilot tentang poin-poin apa saja yang menjadi fokus pejabat tersebut dalam laporan itu.

"Contoh lain, misalnya untuk membantu saya mempersiapkan bahan presentasi, menilik skill Microsoft Power Point saya itu biasa-biasa saja, Copilot bisa membantu saya membuat bahan-bahan itu lebih menarik dilihat," jelasnya.

Antony memberikan contoh lain dalam konteks pendidikan, di mana kebetulan kedua orang tuanya adalah guru, AI bisa menjadi asisten yang bisa membantu mengerjakan tugas-tugas administratif dan rutin.

"Ketika kami mengobrol, saya tidak pernah mendengar orang tua saya itu suka aktivitas membuat rencana pembelajaran, atau membuat soal ujian, atau mengoreksi ujian sembari mencorat-coret lembar jawaban siswa. Mereka selalu bilang bahwa mereka suka mengajar, dan menikmati interaksi dengan siswa-siswinya," jelasnya.

Artinya, lewat bantuan AI, guru akan lebih banyak punya waktu untuk mempersiapkan tugas yang menjadi fokusnya, yaitu memberikan pembelajaran secara menarik dan relevan agar semua siswa semangat belajar.

"Hal-hal ini yang kami lihat menjadi potensi AI. Jadi bukan menggantikan, tapi justru membantu mengasah kapasitas dan kemampuan manusia menjadi lebih optimal," ungkap Antony.

Oleh sebab itu, Microsoft punya visi membawa Copilot relevan untuk semua level. Misalnya, baru-baru ini pihaknya meluncurkan Copilot for Security, karena kami melihat kemampuan keamanan siber yang belum merata di tengah masyarakat.

Copilot ini akan membantu individu, pelaku bisnis, sampai korporasi, memperkuat keamanan perangkat ICT-nya, sampai membantu membuat diagnosis sederhana soal pertahanan terhadap serangan siber. 

"Artinya, AI bisa menjadi penolong di isu-isu yang biasanya hanya bisa diselesaikan oleh SDM dengan pendidikan dan pelatihan di level advance," tambahnya.

Terakhir, ada juga inisiatif Copilot Studio, di mana untuk pengguna yang telah memiliki aplikasi atau produk, platform ini bisa menjadi AI yang bisa mengerjakan misi-misi penting yang bisa membantu aplikasi atau produk itu menjadi lebih baik.

Strategi Microsoft ke depan pun akan terus konsisten membuat Copilot menjadi semacam asisten untuk membantu mempermudah pengguna ketika bekerja, dalam segala level. 

"Penting dipahami bahwa dalam lanskap AI ini, manusia tetap menjadi titik pusat kontrol. Itulah kenapa platform ini bertajuk Copilot, karena AI tidak dibuat untuk menjadi autopilot," tutupnya. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper