Bisnis.com, JAKARTA — Pemain infrastruktur pusat data (data center) makin agresif untuk bersaing dengan pemain lokal seperti DCI Indonesia dan Telkom dalam memperebutkan pasar Indonesia. Bulan ini, dua perusahaan berkomitmen bangun pusat data berkapasitas besar.
Teranyar, EDGNEX Data Centres by DAMAC mengumumkan investasinya di pasar Indonesia dengan pembangunan data center sebesar 15 megawatt (MW) di Indonesia. Fase pertama pembangunan dijadwalkan rampung pada kuartal IV/2025.
Data center baru milik EDGNEX Data Centres by DAMAC ini berlokasi strategis di MT Haryono, Jakarta. Fasilitas ini akan memiliki akses jalan ganda dan konektivitas serat optik, memastikan keandalan layanan yang ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang.
Founder and Chairman DAMAC Group Hussain Sajwani mengatakan bahwa pembangunan data center ini merupakan upaya strategis perusahaan dalam mendukung ekonomi digital dan ekosistem startup yang dinamis di negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Hussain menyampaikan bahwa sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki pertumbuhan sebesar 5% tahun ke tahun dari Januari—Maret 2023.
“Saat ini, Jakarta sedang dalam persiapan peningkatan kapasitas pusat data menjadi 1GW,” kata Hussain dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5/2024).
Hussain menyampaikan bahwa untuk mendukung pertumbuhan ini, dibutuhkan lebih banyak colocation data center yang mengikuti standar Tier Ill yang berkelanjutan. Serta, menawarkan uptime dan keandalan yang tinggi untuk memenuhi peningkatan permintaan penggunaan internet di wilayah tersebut.
“EDGNEX hadir menyediakan landasan untuk inovasi dan mendobrak pasar data center dengan menyediakan teknologi canggih sebagai upaya memenuhi peningkatan permintaan dari penyedia layanan cloud [CSP] dan penerapan kecerdasan buatan [Al],” katanya.
Menurut Hussain, upaya digitalisasi pemerintah yang kuat, penetrasi internet yang tinggi, dan demografis muda yang paham teknologi membutuhkan infrastruktur canggih untuk mendukung ekonomi digital yang sedang berkembang.
“Kami senang mendukung upaya pemerintah dan membawa keahlian kami dalam menetapkan standar baru untuk data center di Asia Tenggara, yang akan mengkatalisasi inovasi dan pertumbuhan teknologi lebih lanjut di seluruh wilayah,” ujarnya.
SVP Investasi dan Akuisisi DAMAC Capital Danish Nayar menambahkan bahwa fasilitas baru di pusat kota Jakarta akan memenuhi permintaan yang makin meningkat untuk Penyedia Layanan Cloud, Edge Nodes, dan potensi penerapan AI.
“Kami juga sedang berinvestasi dalam format serupa di seluruh Asia Tenggara dan global,” imbuhnya.
Sebelumnya, perusahaan NTT Data juga memperluas data center di Jakarta dengan membangun Pusat Data Jakarta 2 Annex (JKT2A). Ekspansi bisnis data center ini menghabiskan investasi senilai US$120 juta.
Pembangunan data center JKT2A ini dijadwalkan selesai pada awal 2026. JKT2A dirancang untuk memenuhi kebutuhan hyperscalers dan korporasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
CEO dan Presiden Global Data Centers NTT Data Doug Adams mengatakan bahwa data center JKT-2 Annex akan memiliki kapasitas sebesar 12 megawatt (MW) yang berlokasi di Kuningan, Jakarta.
Adams menyatakan bahwa pembangunan data center JKT-2 Annex merupakan bagian dari rencana investasi perusahaan senilai lebih dari US$10 miliar untuk mengembangkan data center sejak 2013–2027 di pasar utama di dunia.
“Fasilitas JKT2A yang berlantai tujuh ini mencakup sistem pendinginan udara, keamanan fisik yang kokoh, dan beberapa sumber daya listrik untuk memastikan keandalan maksimum,” kata Adams dalam konferensi pers Jakarta 2 Annex Data Center Ground-Breaking di Jakarta, Rabu (15/5/2024).
Data center JKT-2 Annex juga memiliki jaringan yang luas dengan koneksi ke lebih dari 150 penyedia layanan telekomunikasi, penyedia layanan internet, penyedia serat optik, serta menampung cloud edges utama dan layanan keuangan, termasuk payment gateways yang berbasis digital.
"Peluncuran JKT2A yang baru ini menegaskan posisi kepemimpinan NTT di Indonesia, terutama dengan pertumbuhan jejak pusat data global kami yang bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar," ujarnya.
Adams menambahkan bahwa pembangunan JKT2A ini juga memperluas kehadiran NTT DATA di Jakarta, serta melengkapi kompleks JKT-2 dan JKT-3 yang sudah ada.
Untuk JKT-2 yang berlokasi di Kuningan, Jakarta memiliki kapasitas 9,6 MW dengan 8 lantai. Sedangkan data center JKT-3 memiliki kapasitas 45,6 MW dengan 4 lantai yang berlokasi di Bekasi.
“Indonesia memiliki populasi terbesar di Asia Tenggara dan mengalami lonjakan signifikan dalam lalu lintas digital akibat meningkatnya jumlah startup, transaksi elektronik, dan konsumsi konten digital, sehingga menjadi salah satu pasar tercepat dalam penyediaan ruang pusat data di Asia Tenggara,” tuturnya.
Presiden Direktur Global Data Centers Indonesia NTT DATA dan PT NTT Indonesia Yasuhiro Kajiki menyampaikan bahwa hadirnya kapasitas pusat data baru ini diharapkan dapat membangun pondasi kemajuan teknologi dan inovasi di masa depan.
“Inisiatif ini sejalan dengan komitmen kami untuk memperkuat proses digitalisasi di Indonesia, serta mendukung pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan konektivitas,” ujarnya.
Saat ini, NTT Global Data Center telah mengoperasikan lebih dari 17 pusat data di tujuh negara di kawasan Asia Pasifik, dengan lebih dari 278MW dan lebih dari 60MW dalam ekspansi yang direncanakan.
Selain di Indonesia, NTT Data juga memiliki data center yang tersebar di kawasan Asia Tenggara, mulai dari Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Vietnam.
Pada Maret 2024, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melalui anak usahanya yang berfokus pada bisnis data center, NeutraDC (Telkom Data Ekosistem), telah menyelesaikan proses konsolidasi data center yang sebelumnya dikelola Telin Singapore.
NeutraDC yang sebelumnya bernama PT Sigma Tata Sadaya tengah diplot sebagai anak usaha yang akan mengelola seluruh ekosistem pusat data milik Telkom. NeutraDC ditargetkan memiliki pusat data dengan total kapasitas 400 MW pada 2030.
Telkom berharap konsolidasi tersebut dapat memperkuat bisnis international connectivity, mengingat seluruh proses nantinya berada pada satu payung.
Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir mengatakan konsolidasi bisnis data center Telin Singapore dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan bisnis.
“Langkah ini juga bertujuan untuk penguatan operasional data center NeutraDC di regional untuk masa mendatang,” kata Honesti dikutip, Selasa (5/3/2024).
Sementara itu, emiten data center portofolio Grup Salim, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) akan menambah kapasitas pusat data atau data center menjadi 119 megawatt (MW) pada akhir tahun ini. Adapun pada akhir tahun lalu, DCII memiliki data center sebanyak 83 MW.
VP Market Development & Sales Strategy DCI Indonesia Abieta Billy mengatakan bahwa perusahaan berencana membangun data center JK6 dengan kapasitas 36 MW yang berlokasi di Cibitung.
“Ini akan membawa kapasitas total DCI yang saat ini ada di 83 MW di akhir tahun 2023 menjadi 119 MW pada akhir 2024,” kata Billy dalam paparan publik secara virtual, Senin (22/4/2024).
Selain ekspansi tersebut, Billy menyampaikan bahwa DCII juga melihat potensi pembangunan investasi di kota lain. “Dan ini mungkin bisa menambahkan lebih banyak lagi daripada [target] yang 119 MW [di akhir 2024],” ujarnya