Bisnis.com, JAKARTA - Tepat pada tanggal 19 Mei 2024, Elonk Musk meresmikan satelit Starlink di Indonesia. Peresmian tersebut dilakukan pada Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali .
Starlink merupakan jaringan internet satelit yang berkembang untuk mentransmisikan internet broadband dengan kecepatan tinggi, dan paling dekat dengan permukaan bumi.
Dilansir dari builtin.com, Selasa (21/5/2024) Starlink dikembangkan oleh Elon Musk merupakan proyek telekomunikasi dengan tujuan menembakkan 42.000 satelit kecil di luar angkasa. Menurut database BroadbandNow, pada tahun 2023, jumlah satelit yang terdapat di dalamnya berjumlah 4.368.
Sejak diluncurkan pada tahun 2019, sudah lebih dari 1 juta orang menggunakan jaringan internet tersebut. Starlink dianggap mampu mencakup konektivitas jaringan pada pulau-pulau terpencil. Lantas bagaimana sistem penerapan dan penggunaan Starlink?
Starlink bekerja seperti layanan telekomunikasi satelit lainnya dan melibatkan transmisi data melalui sinyal radio ke stasiun bumi, dengan meneruskan data ke para pengguna yang ada di bumi.
Ada beberapa perbedaan antara Starlink dengan satelit internet lainnya, perbedaan tersebut meliputi volume besar dari kedekatan geospasial yang pendek dari para satelit. Kedekatan dan volume yang diberikan oleh Starlink menjadi sebuah kecepatan yang berbeda dari satelit lainnya.
Salah satu perbandingan yang dapat dibedakan adalah, Starlink bekerja dengan ribuan satelit di sepanjang 22 kaki pada ketinggian 63 kali lebih rendah. Kedekatan jarak yang lebih rendah, membuat kecepatan internet meningkat dan menghasilkan 20-250 megabit per detik.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah, Starlink mampu menghasilkan 25 dan 50 milidetik. Hasil tersebut menunjukkan sisi kecepatan secara signifikan daripada satelit lainnya yang berkosat 450-700 milidetik.
Dilansir dari Space.com, Chief Operating Officer SpaceX Gwynne Shotwell mengumumkan bahwa, satelit berikutnya dilengkapi dengan laser crosslinks, yang memungkinkan satelit mampu berbagi data tanpa harus mengirimkan kembali ke dalam stasiun bumi. Hal tersebut memberikan penegasan bahwa kecepatan akses dan jaringan yang diberikan oleh Starlink memiliki keunggulan lebih besar dan mampu menjangkau ke beberapa tempat.
Saat konferensi pers di Indonesia, Elon menyatakan “ Jadi hari ini kami meluncurkan Starlink. Saya akan berinvestasi di Indonesia di masa depan,” ungkapnya. Elon menjelaskan bahwa Starlink memiliki keuntungan salah satunya, menjadi konektivitas tanpa hambatan ke pulau-pulau terluar di Indonesia.
Salah satu alasan Elon meluncurkan Starlink di Indonesia adalah untuk dan penyelamat hidup para masyarakat di kawasan luar yang tidak dapat terjangkau. Pemanfaatan Starlink tersebut harus memiliki akses yang tepat tidak dapat digunakan tanpa tujuan yang jelas.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie menegaskan bahwa untuk menunjang akses Starlink di Indonesia, diperlukan adanya pembuatan jaringan pusat operasi atau Network Operation Center (NOC).
Tujuan dari pembuatan NOC adalah untuk mencegah tindakan penyalahgunaan dari penggunaan Starlink. Diperlukan adanya regulasi yang tepat, untuk menentukan kebijakan dan sanksi bagi para pelanggar.
Bagi para masyarakat yang tertarik untuk menggunakan Starlink, pihaknya menawarkan paket Perumahan, Bisnis, Jelajah, Mobilitas, Maritim, dan Penerbangan. Dilansir dari builtin.com rincian harga dari pemasangan Starlink yaitu:
1. Paket Perumahan hadir dengan biaya perangkat keras satu kali sebesar US$599 dan biaya layanan bulanan sebesar US$120.
2. Paket Roam memiliki biaya perangkat keras yang sama dengan biaya layanan bulanan sebesar US$150.
3. Paket Mobilitas dikenakan biaya perangkat keras satu kali sebesar US$2.500 dan biaya layanan sebesar US$250 per bulan.
4. Paket Bisnis dan Maritim memberikan biaya perangkat keras dan layanan bulanan satu kali yang sama dengan paket Mobilitas.
5. Paket Penerbangan menampilkan biaya perangkat keras satu kali sebesar $15.000 dan biaya layanan bulanan antara US$12.500 dan US$25.000.
Anda harus mengunduh aplikasi Starlink, untuk mengoptimalkan layanan internet yang disediakan. Sampai saat ini kehadiran Starlink di Indonesia masih menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat. Pemerintah beranggapan investasi yang dilakukan oleh Elon merupakan langkah awal untuk mengembangkan jaringan internet tanpa hambatan.
Namun, hal tersebut perlu diperkuat dengan Network Operation Center (NOC). Sebagian masyarakat menganggap bahwa kehadiran Starlink menjadi kompetitor besar dan mematikan provider lokal yang tersedia di Indonesia. (Maharani Dwi Puspita Sari)