Bisnis.com, JAKARTA -- PT Shopee International Indonesia, perusahaan e-commerce yang berkedudukan di Jakarta Selatan mengumumkan akan menurunkan modal disetor dan ditempatkan.
Dalam pengumuman hari ini, Kamis (16/5/2024), manajemen Shopee mengungkapkan bahwa putusan penurunan modal disetor dan ditempatkan ditetapkan dalam keputusan sirkuler di luar RUPS.
"Pengurangan modal disetor dan ditempatkan perseroan dari Rp15.587.145.000 (Rp15,58 triliun) menjadi Rp12.733.691.857.000 triliun (Rp12,73 triliun)," tertulis pengumuman.
Shopee tidak menjelaskan alasan pemegang saham menurunkan modal yang ditempatkan secara jumbo. Sementara itu, dilansir Investopedia, terdapat sejumlah alasan perusahaan melakukan penurunan modal seperti membayarkan kembali kepada pemegang saham dari modalnya. Pengurangan modal juga dapat dilakukan ketika saham dibatalkan. Bentuk lain yakni pembelian kembali saham dari pemegang saham.
Selanjutnya disebutkan pemegang saham memberi waktu 60 hari bagi para pemangku kepentingan untuk menyampaikan keberatan atas transaksi ini.
Persaingan Ketat Shopee Vs TikTok Tokopedia
Saat ini, Shopee diramal bakal menghadapi persaingan yang makin ketat untuk menguasai pasar E-Commerce Indonesia usai TikTok mengalihkan sistem pembayarannya ke Tokopedia, dan menguasai 75% saham unit bisnis e-commerce milik PT GoTO Gojek Tokopedia Tbk. itu.
Pada Desember 2023, Momentum Works, perusahaan riset bermarkas di Singapura, memperkirakan pangsa pasar TikTok Shop di Indonesia meningkat pesat pada 2023 menjadi 13,2 persen dari 4,4 persen. Sementara Tokopedia menguasai 18,5% pasar e-commerce RI dan Shopee 48,5%. Sisanya menjadi pasar Blibli, Lazada dan lain sebagainya.
Pasar e-commerce ini berpotensi berubah, setelah TikTok Tokopedia resmi menjalin kerja sama strategis. Persaingan yang awalnya terjadi antara Shopee, TikTok dan Tokopedia, bakal mengkrucut menjadi Shopee versus gabungan TikTok dan Tokopedia.
“Bagi kompetitor, tentu akan makin sengit persaingan, terutama di live commerce yang pesaingnya saat ini walaupun masih bisa dibilang berjaya, akan sedikit terganggu dengan merger tersebut [TikTok-Tokopedia],” kata Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda kepada Bisnis, Kamis (4/4/2024).
Huda juga menilai meski TikTok telah menguasai 75% atau mayoritas saham Tokopedia, Shopee tidak akan tinggal diam. Sea tidak akan membiarkan ByteDance mengusik pasar e-commerce mereka, yang selama ini memberi kontribusi cukup besar bagi raksasa Singapura tersebut.
Google memperkirakan GMV e-commerce Indonesia sebesar US$82 miliar pada 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 15%. Dengan kondisi itu, maka diperkirakan pada 2030 GMV menyentuh US$160 miliar.