Kecepatan Internet RI Naik Jadi 25,83 Mbps Kuartal I/2024, Starlink Belum Dihitung

Rika Anggraeni
Jumat, 10 Mei 2024 | 09:54 WIB
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Ilustrasi jaringan internet 3G, 4G, dan 5G/freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kecepatan rata-rata internet di Indonesia mengalami peningkatan pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan Desember 2023. Adapun pada kuartal II/2024, posisi kecepatan internet berpotensi berubah seiring dengan hadirnya teknologi baru Starlink

Berdasarkan data Speedtest Global Index, dikutip Jumat (10/5/2024), menunjukkan kecepatan rata-rata internet di Indonesia, baik untuk koneksi mobile maupun fixed broadband mengalami peningkatan secara kuartalan. 

Untuk diketahui, Internet mobile merupakan layanan internet yang diakses melalui jaringan seperti 4G atau 5G. Sedangkan fixed broadband adalah layanan internet yang diakses melalui serat optik tetap (fixed-line) yang dipasang di rumah maupun gedung.

Data Speedtest Global Index terlihat bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-103 di dunia untuk kecepatan rata-rata internet koneksi mobile. Kecepatan rata-rata unduh (download) hanya sebesar 25,83 Mbps dan unggah (upload) 12,54 Mbps, serta latensi 26 milidetik (ms). Posisi tersebut meningkat dibandingkan dengan Desember 2023 yang saat itu berada di posisi 24,96 Mbps (unduh).

Sementara itu, kecepatan rata-rata internet fixed broadband Indonesia berada di urutan ke-128 dengan kecepatan unduh dan unggah masing-masing sebesar 29,37 Mbps dan 18,04 Mbps dengan latensi 7 ms. Kecepatan unduh fixed broadband naik dari posisi Desember 2023 yang sebesar 27,87 Mbps. 

Jika dilihat berdasarkan kinerja global, kecepatan rata-rata internet mobile sebesar 52,98 Mbps (download) dan 11,48 Mbps (upload). Sedangkan untuk fixed broadband sebesar 93,28 Mbps (download) dan 45,46 Mbps (upload) pada Maret 2024. Artinya, Indonesia berada di bawah rata-rata kecepatan internet global.

Dari data tersebut memperlihatkan Qatar menjadi negara yang memiliki kecepatan rata-rata internet mobile tertinggi, yakni sebesar 313,30 Mbps (download). Kecepatannya jauh dibandingkan Indonesia yang hanya sebesar 25,83 Mbps.

Pada jenis layanan ini, Singapura menjadi negara yang memiliki kecepatan rata-rata internet fixed broadband sebesar 284,13 Mbps (download).

Starlink Masuk 

Dalam perkembangan kecepatan internet di Tanah Air, teknologi baru Starlink resmi masuk pada Mei 2024. Sejumlah pengguna yang telah merasakan satelit tersebut mengaku jaringan satelit orbit rendah milik Elon Musk itu dapat memberikan kecepatan unduh alias download antara 25 dan 220 Mbps, dengan sebagian besar pengguna mengalami kecepatan di atas 100 Mbps. Sedangkan kecepatan unggah (upload) biasanya antara 5 dan 20 Mbps.

Selanjutnya, Starlink juga diklaim memiliki latensi berkisar antara 25 dan 60 mdtk di darat, dan 100+ mdtk di lokasi terpencil tertentu. “Kecepatan ini membuat Starlink cocok untuk streaming, panggilan video, game online, dan penggunaan internet rumah tangga lainnya,” terang Starlink dalam laman resminya, dikutip pada Jumat (10/5/2024).

Namun demikian, Starlink menambahkan kecepatan sebenarnya mungkin lebih rendah dari kecepatan yang diharapkan pada saat penggunaan tinggi. “Kinerja bervariasi berdasarkan lokasi, waktu, dan prioritas yang diberikan Starlink pada data Anda di jaringan berdasarkan Paket Layanan Anda,” terangnya.

Layanan internet yang diklaim berkecepatan tinggi di seluruh dunia dan tahan cuaca ini dibanderol dengan harga bervariasi, mulai dari Rp750.000–Rp86,13 juta per bulan.

Untuk residensial atau perumahan, harga langganan Starlink versi standar dibanderol Rp750.000 per bulan. Starlink juga merancang layanan internet saat berpergian dengan kuota tanpa batas yang bisa diakses di pedalaman sebesar Rp990.000 per bulan untuk mobile regional. Sedangkan untuk mobile global dibanderol Rp6,99 juta per bulan.

Selanjutnya, layanan internet Starlink menyediakan paket internet untuk perjalanan berlayar di perairan dengan kecepatan 40 Mbps sampai lebih dari 220 Mbps dan unggahan sebesar 8Mbps hingga lebih dari 25 Mbps, serta laten si kurang dari 99 Mdtk.

Untuk berlangganan paket ini, pengguna harus merogoh kocek senilai Rp4,34 juta per bulan untuk 50GB, sebesar Rp17,16 juta per bulan untuk 1TB, dan Rp86,13 juta per bulan untuk 5TB.

Namun, sejumlah paket di atas belum termasuk harga perangkat keras Starlink. Pengguna harus membeli perangkat keras Starlink yang dipatok mulai dari Rp7,8 juta hingga Rp43,72 juta.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper