Startup Coldspace Bakal Bangun 3 Gudang pada 2024, di Bali hingga Surabaya

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Rabu, 8 Mei 2024 | 20:15 WIB
CEO Coldspace Arnold Giovanni (Tengah baju merah) saat melakukan peresmian di Jakarta, Rabu (8/5/2024)/Bisnis.com - Lorenzo Mahardika
CEO Coldspace Arnold Giovanni (Tengah baju merah) saat melakukan peresmian di Jakarta, Rabu (8/5/2024)/Bisnis.com - Lorenzo Mahardika
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Startup logistik rantai dingin (cold chain), Coldspace, bersiap melakukan ekspansi usaha pada 2024 seiring dengan prospek positif sektor usaha ini. Perusahaan rintisan tersebut berencana membangun 3 gudang tahun ini.

Chief Marketing Officer Coldspace, David Loei, menyebut tingkat permintaan pelanggan terhadap layanan logistik rantai dingin akan mengalami pertumbuhan pada tahun ini, seiring dengan perubahan perilaku masyarakat yang kini lebih banyak menggunakan layanan-layanan online untuk beragam keperluan, mulai dari pakaian hingga makanan.

"Pertumbuhan ini sudah terjadi sejak pandemi lalu, masyarakat beli keperluan semuanya serba online, seperti untuk makan. Itu kan membutuhkan layanan penyimpanan khusus seperti cold chain," kata David seusai acara Peresmian Hybrid Fulfillment Center Coldspace di Jakarta pada Rabu (8/5/2024).

Seiring dengan hal tersebut, David menyebut perusahaan telah mempersiapkan sejumlah langkah ekspansi, salah satunya adalah dengan menambah gudang penyimpanan. David menyebut, Coldspace berencana membangun 2 hingga 3 gudang baru pada 2024.

Dia mengatakan, salah satu gudang tersebut nantinya akan dibangun di Bali. David menuturkan, Coldspace juga tengah mendiskusikan potensi pembangunan gudang di wilayah Surabaya. 

Meski demikian, dia enggan menyebutkan besaran dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gudang-gudang tersebut.

Selain itu, Coldspace juga berencana untuk menambah jumlah armada truk pendingin sebanyak 50 hingga 100 unit. David menuturkan, penambahan armada truk pendingin dapat meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan serta meningkatkan efisiensi waktu dan biaya.

Lebih lanjut, Coldspace juga akan terus memperluas wilayah operasional perusahaan pada tahun ini. David menuturkan, saat ini Coldspace beroperasi di daerah Jabodetabek, Surabaya, Bali, dan Medan.

"Kita akan fokus perluas di Jakarta dan Jawa terlebih dahulu, setelahnya baru kita tingkatkan di Sumatra untuk tahun ini. Ke depannya, kita akan bangun plan di kota-kota besar, supaya kita bisa layani berbagai macam komoditas dan industri yang ada," ujar David.

Sebelumnya, Coldspace mendapatkan pendanaan tahap awal (seed) sebesar US$3,8 juta atau senilai Rp55,4 miliar dari Intodo Ventures,  perusahaan logistik Indonesia ASSA, dan konglomerat agrikultur Triputra Group, dengan partisipasi dari MKA & ITS pada Mei tahun lalu.

Suntikan ini merupakan pendanaan eksternal pertama Coldspace. CEO dan salah satu pendiri Coldspace, Arnold Giovanni mengatakan dana segar ini akan dipakai untuk memperluas kapasitas layanannya untuk penyimpanan dingin, truk pendingin, dan pemenuhan. 

Perusahaan rintisan ini juga ingin memperluas cakupan geografisnya dan meluncurkan solusi sistem manajemen gudang dan transportasi sebagai layanan bernilai tambah bagi pelanggan.

Adapun, startup ini didirikan pada Desember 2022, Coldspace saat ini i menawarkan solusi rantai dingin terintegrasi untuk pelanggan bisnis-ke-bisnis (B2B) dan bisnis-ke-pelanggan (B2C). Coldspace juga  menyediakan fasilitas penyimpanan dingin dan truk pendingin melalui inventarisnya sendiri serta pasar gabungan pihak ketiga dari mitra rantai dingin.

Melalui pasarnya, Coldspace bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan bagi para mitra melalui pencocokan penawaran dan permintaan dalam skema harga yang baik.  

Arnold mengatakan nantinya startup ini ingin membangun infrastruktur rantai dingin untuk memastikan kontrol iklim produk secara menyeluruh, serta menyediakan solusi pemenuhan dingin untuk memungkinkan layanan perdagangan yang cepat melalui model hub-and-spoke.

Arnold juga mengklaim saat ini pihaknya sudah m embangun lebih dari 15 titik distribusi dalam waktu tiga bulan setelah peluncuran.

"Ini telah menunjukkan kemampuan kami untuk berkembang dengan cepat, dan kami akan mempercepat proses ini dengan memanfaatkan ekosistem logistik dari investor strategis kami untuk memberikan keunggulan operasional terbaik di kelasnya dan harga yang kompetitif," ujarnya dikutip dari DealstreetAsia

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper