Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pengguna layanan internet satelit SpaceX, Starlink, meningkat pesat. Dalam 4 bulan terakhir, perusahaan milik Elon Musk berharsil membuat 500.000 pengguna baru. Layanan internet tersebut disebut cukup terjangkau untuk merebut pasar internet eksisting.
Dalam unggahan video terbarunya pada Sabtu (6/4/2024), Musk melaporkan basis pengguna global Starlink telah mencapai 2,7 juta pengguna. Angka tersebut meningkat dibanding dari 2,2 juta pengguna pada Desember 2023.
Dia tidak mengungkapkan dari mana pertumbuhan itu berasal. Kendati begitu, peningkatan jumlah pelanggan sangat penting lantaran dia berencana menggunakan keuntungan Starlink untuk mendanai proyek SpaceX lainnya, termasuk proyek untuk mengirimkan manusia ke Mars.
“Starlink luar biasa dalam menyediakan konektivitas di seluruh dunia, dan juga membiayai banyak hal yang kami lakukan di sini,” kata Musk dalam pidatonya, melansir pcmag, Selasa (9/4/2024).
Dalam presentasi yang sama, Musk mengatakan konstelasi satelit Starlink di sekitar Bumi kini dilengkapi lebih dari 10.000 laser, memungkinkan satelit-satelit untuk mengirimkan data satu sama lain di luar angkasa.
Pada Januari 2024, seorang insinyur SpaceX mengatakan laser ini telah mengirimkan 42 petabyte data untuk pelanggan per hari, dan membantu menurunkan latensi sekaligus memperluas jangkauan Starlink di seluruh dunia.
Selain melayani pengguna internet rumahan, SpaceX juga membangun sistem Starlink seluler untuk menyalurkan broadband ke ponsel cerdas yang tidak dimodifikasi.
Adapun pada Sabtu (6/4/2024), perusahaan sukses meluncurkan gelombang kedua yang terdiri dari enam satelit “langsung ke sel”.
Tidak hanya enam, Wakil Presiden SpaceX Michael Nicolls menambahkan bahwa perusahaan berencana mengirimkan 13 satelit Starlink “langsung ke sel” pada peluncuran di masa depan.
Perusahaan sedang menguji teknologi seluler Starlink di AS, dengan tujuan meluncurkan layanan tersebut dengan T-Mobile akhir tahun ini, sambil menunggu persetujuan FCC.
Sementara itu di Indonesia, Starlink akan segera beroperasi. Starlink bakal turut memanaskan persaingan pasar ISP dalam negeri yang sudah berdarah-darah.
Kemenkominfo menyampaikan bahwa layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk akan melakukan uji coba di Ibu Kota Negara (IKN).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa proyek pengembangan konstelasi satelit Starlink telah mengantongi izin operasional di Indonesia.
Dalam hal ini, SpaceX telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP).
Budi menyampaikan Starlink harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memenuhi syarat beroperasi di Indonesia.
“Kalau di IKN itu [Starlink] dia bakal melakukan uji coba dan lagi diusahakan time table-nya [jadwal] uji coba layanan Starlink pada 2024,” kata Budi.
Direktur Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Wayan Toni Supriyanto menjelaskan bahwa dalam proses perizinan operasi, Starlink telah membangun hub dan memenuhi standarisasi perangkat dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika.
“Mereka ada kemungkinan sudah comply untuk VSAT. Untuk internet (ISP) dia harus bekerja sama dengan NAP, mungkin belum selesai perjanjian kerja sama,” tuturnya.
Wayan menyampaikan bahwa rentan waktu uji coba merupakan kebijakan pihak Starlink. Sedangkan untuk jadwal pelaksanaan uji coba ditargetkan berlangsung antara sebelum atau setelah Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
“Kemungkinan [jadwal pelaksanaan uji coba] sebelum lebaran atau setelah lebaran. Nanti diharapkan uji coba untuk penggunaan satu ground segment-nya menggunakan layanan mereka,” sambungnya.
Lebih lanjut, Wayan menambahkan bahwa terdapat perbedaan kedudukan antara Starlink Global dan Starlink Indonesia. Menurutnya, Starlink Indonesia menjadi bagian dari penyelenggara telekomunikasi di Indonesia.
“Mereka global, ya, Starlink saja, kalau Starlink Indonesia pemegang izin VSAT dan izin ISP-nya nanti jadi dia seperti penyelenggara di Indonesia. Mereka beli perangkat dan internetnya ke Starlink global, jangan disamakan dengan mereka, makanya harus membangun hub di sini,” pungkasnya.