Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa teknologi, Microsoft Corp mengumumkan akan memisahkan aplikasi obrolan dan video Teams secara terpisah dari produk Office secara global.
Hal itu diungkapkan Microsoft pada Senin, enam bulan setelah mereka memisahkan kedua produk tersebut di Eropa dalam upaya untuk menghindari kemungkinan denda antimonopoli Uni Eropa.
Melansir Reuters, Selasa (2/4/2024), Komisi Eropa telah menyelidiki pengikatan Microsoft terhadap Office dan Teams sejak adanya keluhan pada 2020 oleh aplikasi perpesanan ruang kerja pesaing milik Salesforce, Slack.
Teams kemudian menggantikan Skype for Business dan menjadi populer selama pandemi karena konferensi videonya.
Namun, para pesaingnya mengatakan bahwa mengemas produk secara bersamaan memberikan keuntungan yang tidak adil bagi Microsoft. Perusahaan mulai menjual kedua produk tersebut secara terpisah di UE dan Swiss pada 1 Oktober tahun lalu.
“Untuk memastikan kejelasan bagi pelanggan kami, kami memperluas langkah-langkah yang kami ambil tahun lalu untuk memisahkan Teams dari M365 dan 0365 di Wilayah Ekonomi Eropa dan Swiss ke pelanggan secara global,” kata juru bicara Microsoft.
Dia menambahkan bahwa hal ini juga menjawab masukan dari Komisi Eropa dengan memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada perusahaan multinasional ketika ingin menstandarkan pembelian di seluruh wilayah geografis.
“Produk perusahaan adalah produk yang berbeda dan Teams begitu melekat dalam alur kerja sehingga menurut saya hal ini tidak memiliki dampak yang sama,” kata analis RBC Capital Markets, Rishi Jaluria.
Setelah Microsoft Teams dipisahkan dari Microsoft 365 dan Office Suites di Eropa pada Oktober 2023, ukuran basis pengguna platform ini sebagian besar tetap tidak berubah, menurut data Sensor Tower.
Menurut perkiraan perusahaan intelijen pasar, pengguna aktif bulanan aplikasi seluler Microsoft Teams pada kuartal I/2024 tetap relatif datar dibandingkan dengan kuartal IV/2023, keduanya berjumlah 19 juta.
Sementara itu, pemisahan Microsoft dinilai tidak cukup untuk mencegah tuntutan antimonopoli UE yang kemungkinan akan dikirimkan kepada Microsoft dalam beberapa bulan mendatang karena para pesaing mengkritik tingkat biaya dan kemampuan layanan perpesanan mereka untuk berfungsi dengan Aplikasi Web Office di layanan mereka sendiri.
Menurut analis perangkat lunak senior Gil Luria, Langkah ini mungkin tidak sepenuhnya menghalangi pengawasan peraturan lebih lanjut. “Namun menunjukkan bahwa regulator Microsoft bersedia bersikap proaktif masih dapat melunakkan sikap regulator,” ujarnya.
Microsoft, yang telah dikenakan denda antimonopoli UE sebesar 2,2 miliar euro (US$2,4 miliar) dalam satu dekade terakhir karena menggabungkan atau menggabungkan dua produk atau lebih, berisiko terkena denda hingga 10% dari omset tahunan globalnya jika terbukti bersalah melakukan antimonopoli pelanggaran.