Prabowo Siapkan Pabrik Seluler Dalam Negeri, Menkominfo: Masih Ada 6 Bulan

Crysania Suhartanto
Jumat, 22 Maret 2024 | 05:37 WIB
telepon seluler (ponsel)/JIBI-Dwi Prasetya
telepon seluler (ponsel)/JIBI-Dwi Prasetya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Budi Arie menyebut janji pemenang Pilpres 2024 Prabowo Subianto terkait pabrik seluler di Indonesia sedang dipersiapkan. Masih ada waktu 6 bulan untuk mewujudkan hal tersebut.

Budi mengatakan pemerintah tengah menyiapkan hal-hal yang akan mendorong kesuksesan pembuatan pabrik seluler tersebut.

“Soal pabrik seluler dan industri dalam negeri ini kan belum, tetapi kita masih persiapkan karena masih ada 6 bulan,” ujar Budi kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kemenkominfo, Kamis (21/3/2024).

Budi mengatakan, saat ini pemerintah sudah memulai untuk menumbuhkan iklim investasi yang baik, untuk menarik perusahaan-perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia.

Selain itu, Budi menyebut bahwa transfer knowledge dan transfer teknologi juga harus mulai dipikirkan dari sekarang. Menurutnya, kedua hal tersebut sangat penting untuk menjadikan industri yang dapat bertumbuh dan berkembang.

“Juga yang penting adalah bagaimana transfer of knowledge dan transfer teknologi itu bisa terjadi dalam berbagai lini produksi, terutama industri teknologi-teknologi yang lebih maju,” ujar Budi.

Sebagai informasi, pada saat debat kelima Pilpres 2024, capres Prabowo Subianto sempat meminta untuk membangun pabrik ponsel di Indonesia, karena impor ponsel di 2023 hampir mencapai Rp30 triliun. Padahal, biaya untuk membangun sebuah pabrik ponsel hanya membutuhkan Rp500 miliar.  

Adapun saat ini sebenarnya merek smartphone Samsung, Oppo, Vivo, Xiaomi, Infinix, Tecno, dan Itel sudah membangun pabrik ponsel di Indonesia. Salah satu ponsel yang belum membangun pabrik di Indonesia adalah Apple.

Oleh karena itu, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengaku saat ini pemerintah sedang memperbanyak komunikasi dengan perusahaan asing, termasuk Apple. 

Adapun jika perundingan tersebut tidak dapat menemukan titik temu, nantinya baru akan dibuat regulasi yang mengikat. 

“Kalau B2B selesai ya ngapain regulasi harus turun. Namun, begitu B2B-nya tidak bisa dijalankan sedangkan kita terus memerlukan itu. Mengubah kebijakan menjadi regulasi, begitu regulasi semua terikat,” ujar Sarwoto.

Lebih lanjut, sebelumnya Budi juga sempat mengatakan bahwa CEO Apple Tim Cook akan datang ke Indonesia pada pertengahan April 2024. Menurutnya, Apple akan membuat Apple Academy yang baru.  

“Apple Academy ini untuk melatih SDM Indonesia, sehingga SDM kita makin kompetitif,” ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper