Terancam Dilarang, China Ngotot Cegah TikTok Bongkar Operasinya di AS

Rahmad Fauzan
Kamis, 14 Maret 2024 | 18:15 WIB
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas China mencegah pemilik TikTok membongkar bisnisnya di Amerika Serikat (AS) meski dihadapkan dengan risiko larangan beroperasi. Alasannya, cara pemisahan aplikasi versi AS dari infrastruktur global yang menaungi TikTok belum diketahui.

Hal ini merespons tindakan parlemen AS yang mewajibkan ByteDance melepas saham anak usahanya, TikTok, di negara tersebut. Jika tidak, platform asal China itu harus menghentikan operasinya di AS.

Ketentuan ini diatur dalam Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act yang disahkan pada Rabu (14/3/2024).

TikTok, yang dilabeli sebagai aplikasi ‘negara musuh’, dilarang mendistribusikan, mengelola, melakukan pembaruan, hingga menawarkan produk apapun untuk dijual melalui app store di wilayah teritorial AS.

Mengutip The Register, sikap tegas ini tidak lepas dari ketakutan anggota parlemen AS bahwa TikTok memasok informasi intellijen ke Beijing, serta menjadi alat China untuk melakukan aksi mata-mata.

Kendati terjadi perdebatan di kalangan parlemen sebelum aturan ini disahkan, sebanyak 352 dari total 435 anggota DPR AS setuju untuk meloloskan Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act.

Tak hanya di AS, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) pun menjadwalkan pemanggilan terhadap TikTok untuk membicarakan isu keamanan nasional di media sosial. Direksi TikTok dijadwalkan menghadap pada pekan depan.

“(TikTok) mau ketemu saya, minggu depan. Saya akan bicarakan itu,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat dijumpai wartawan di Kantor Kemenkominfo, Kamis (14/3/2024).

Budi mengatakan pertemuan tersebut akan membicarakan tentang keamanan data nasional, karena banyaknya pihak yang mencurigai data pribadi para pengguna TikTok diberikan pada pemerintah China.

Menurut Budi, pihaknya akan mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari TikTok sebelum menuduh platform tersebut terkait isu keamanan data.  “Kita lihat lah soal data, banyak yang mencurigai seperti itu, tetapi kita harus dengarkan (TikTok) dulu,” katanya.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper