Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan kamera asal Jepang Nikon mengakuisisi 100% kepemilikan perusahaan kamera video Hollywood Red.com, LLC (RED). Setelah proses aksi korporasi selesai, Red akan menjadi anak perusahaan dari Nikon.
Dikutip dari GSMA, tidak ada merek yang melebihi atau bahkan mendekati Red dari segi penetrasi maupun prestise di bidang profesional, terutama terkait kamera pembuat film. Alhasil, hal ini akan membawa brand Nikon melangkah lebih jauh dan menembus Hollywood.
Adapun menurut laman resmi Nikon, perjanjian ini dicapai sebagai hasil dari keinginan Red dan Nikon untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menawarkan pengalaman pelanggan yang luar biasa.
Lebih lanjut, Nikon akan memanfaatkan akuisisi ini untuk memperluas pasar kamera sinema digital profesional yang tengah berkembang pesat.
Disebutkan, Nikon memiliki keahlian dalam pengembangan produk, kecanggihan dalam pemrosesan gambar, teknologi optik, serta interface yang menarik. Sementara Red memiliki pengalaman dalam kamera bioskop termasuk teknologi kompresi gambar dan ilmu warna.
Lagipula, sejak didirikan pada 2005, Red sudah menjadi salah satu jenis kamera pilihan untuk pembuatan sinema digital. Red sudah terkenal akan produk-produk berkualitas tingginya, seperti Red One 4K dan C-RAPTOR (X) yang terkenal dengan kompresi video RAW.
Kualitas Red pun sudah diakui oleh sejumlah sutradara papan atas dunia dan menjadikannya kamera pilihan untuk banyak produksi film di Hollywood.
Dikutip dari Dpreview, Red telah memproduksi kamera bioskop yang digunakan dalam produksi lebih dari 25% film terlaris di pertengahan 2010-an.
“Akan memungkinkan pengembangan produk-produk istimewa di bidangya, pasar kamera bioskop digital profesional,” tulis Nikon di laman resminya.
Lebih lanjut, Nikon juga akan membangun fondasi dan jaringan bisnis kedua perusahaan dan menjanjikan masa depan pengembangan produk yang menarik. Kemudian, Nikon juga akan berinovasi di luar batas-batas normal sebuah produksi film dan video.
Menariknya, menurut Dpreview, akuisisi ini terjadi setelah Red menggugat Nikon karena diduga melanggar paten yang dimilikinya untuk teknologi kompresi video pada tahun 2022.
Nikon pun sempat menolak tuduhan tersebut, sebelum akhirnya kasus dibatalkan pada April 2023.