China Bangun Supermind, Platform AI dengan Kecerdasan Setara 130 Juta Ilmuwan

Rahmad Fauzan
Senin, 4 Maret 2024 | 14:31 WIB
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Ilustrasi bendera nasional China/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – China membangun platform berbasis AI bernama Supermind yang mampu melacak dan mempelajari penelitian ratusan juta ilmuwan di seluruh dunia. Dengan platform itu, China disebut bisa meningkatkan terobosan teknologi di sektor industri dan militer.

Platform baru ini menawarkan 300 juta makalah penelitian sains dan teknologi global, 120 juta paten, serta menemukan 130 juta ilmuwan global berbakat untuk meneliti karya mereka hingga ke detail terbaik agar dapat digunakan.

Mengutip Newsweek, platform yang dibiayai pemerintah itu masih dalam proses konstruksi sejak tahun lalu di pusat informasi dan intelijen anyar Negeri Panda yang berlokasi di daerah hub teknologi Shenzhen.

Menurut sumber yang tidak disebutkan identitasnya, tulis Newsweek, Pemerintah Daerah Shenzhen menggelontorkan investasi senilai US$280 juta dalam proyek tersebut.

“Mereka membangun pusat data di area berbeda,” kata sumber tersebut. Dia menambahkan, China juga melakukan pendekatan terhadap talenta-talenta digital papan atas di tiap-tiap daerah.

Upaya China tersebut merupakan langkah penting dalam memenangkan kompetisi penciptaan teknologi mutakhir seperti AI, quantum computing, dan semikonduktor.

Teknologi-teknologi tersebut dinilai bakal menentukan keseimbangan kekuatan internasional pada masa mendatang oleh banyak analis geopolitik dan ahli teknologi.

Sistem platform ini mencakup kota-kota tetangga seperti Hong Kong dan Makau dalam jaringannya yang terus diperbarui. Namun, hanya orang-orang dengan alamat IP Shenzhen yang dapat menggunakannya.

Shenzhen sendiri merupakan basis dari merek-merek teknologi global seperti Huawei, ZTE, dan Tencent.

Sebagian di antara merek-merek tersebut sedang mendapatkan sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) karena alasan keamanan nasional dan hak asasi manusia (HAM).

Sebelumnya, China juga berhasil meluncurkan satelit orbit tinggi pertamanya untuk menyediakan layanan internet di dalam negeri, termasuk beberapa wilayah sekitar mereka, sebagai bagian dari ambisi Belt and Road Initiative (B&R) atau yang lebih dikenal sebagai jalur sutra baru.

Satelit tersebut mengorbit sedikit lebih tinggi dari satelit orbit bumi rendah (LEO) milik Elon Musk dan Amerika Serikat.  

Dikutip dari Xinhua dan China Aerospace Science and Technology Corporation, roket Long March 3B/G yang membawa satelit telah lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 29 Februari waktu setempat dan diumumkan keberhasilannya, satu jam setelah lepas landas. 

Peluncuran ini dipimpin oleh Deputy General Manager dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), Lin Yiming. 

“Pada pukul 21:03 tanggal 29 Februari, roket pembawa Long March 3B menyala dan lepas landas di Pusat Peluncuran Satelit Xichang, dan kemudian berhasil mengirimkan satelit Internet satelit orbit tinggi 01 ke orbit yang telah ditentukan,” dikutip dari laman China Aerospace Science and Technology Corporation.

Namun, tidak ada informasi lebih lanjut terkait jumlah satelit dan kapasitas satelit yang telah diluncurkan. 

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper