Bisnis.com, JAKARTA - China berhasil meluncurkan satelit orbit tinggi pertamanya untuk menyediakan layanan internet di dalam negeri, termasuk beberapa wilayah sekitar mereka, sebagai bagian dari ambisi Belt and Road Initiative (B&R) atau yang lebih dikenal sebagai jalur sutra baru.
Satelit tersebut mengorbit sedikit lebih tinggi dari satelit orbit bumi rendah (LEO) milik Elon Musk dan Amerika Serikat.
Dikutip dari Xinhua dan China Aerospace Science and Technology Corporation, roket Long March 3B/G yang membawa satelit telah lepas landas dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang pada 29 Februari waktu setempat dan diumumkan keberhasilannya, satu jam setelah lepas landas.
Peluncuran ini dipimpin oleh Deputy General Manager dari China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), Lin Yiming.
“Pada pukul 21:03 tanggal 29 Februari, roket pembawa Long March 3B menyala dan lepas landas di Pusat Peluncuran Satelit Xichang, dan kemudian berhasil mengirimkan satelit Internet satelit orbit tinggi 01 ke orbit yang telah ditentukan,” dikutip dari laman China Aerospace Science and Technology Corporation.
Namun, tidak ada informasi lebih lanjut terkait jumlah satelit dan kapasitas satelit yang telah diluncurkan.
Diketahui, roket Long March 3B/G merupakan karya First Academy of China Aerospace Science and Technology Corporation memiliki kapasitas angkut orbit transfer geostasioner sebesar 5,55 ton.
Untuk misi ini, kendaraan peluncuran Long March 3B telah melakukan lima perbaikan teknis, termasuk meningkatkan kenyamanan operasional dan mengubah proses mesin untuk meningkatkan efisiensi produksi. Diketahui, ini merupakan misi ke-510 dari seri roket Long March.
Adapun, peluncuran satelit tersebut merupakan yang ke-10 di China pada tahun 2024. Adapun China berencana melakukan sekitar 100 peluncuran satelit pada tahun ini. CASC menargetkan sekitar 70 peluncuran, dengan entitas peluncuran komersial merencanakan sekitar 30 peluncuran lebih lanjut.
Berdasarkan laporan SpaceNews, dalam rencana jangka panjang, China ingin menyediakan jangkauan ke seluruh wilayah China dan wilayah-wilayah utama di area “Jalan Sutra Baru”.
China sebelumnya telah mengoperasikan serangkaian satelit komunikasi geostasioner ChinaSat (Zhongxing). Satelit pertama Tiongkok, ChinaSat-26 yang menyediakan lebih dari 100 gigabit per detik (Gbps), diluncurkan pada Februari tahun lalu.
“Di masa depan, China Satcom akan mendorong pembangunan satelit dengan kapasitas satelit tunggal yang lebih besar. Diperkirakan pada akhir “Rencana Lima Tahun ke-14”, total kapasitas satelit komunikasi dengan throughput tinggi akan melebihi 500 Gbps,” lapor Xinhua, mengacu pada periode 2021-2025.
Lebih lanjut, China juga memiliki ambisi untuk membangun dua konstelasi internet satelit orbit rendah Bumi. Itu adalah program nasional Guowang dan konstelasi G60 Starlink yang didukung Shanghai.