TikTok Tokopedia Masuk Radar Pantauan KPPU

Ni Luh Anggela
Rabu, 7 Februari 2024 | 09:44 WIB
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Tiktok di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terus mengawasi perkembangan transaksi akuisisi TikTok atas 75% saham Tokopedia. Terdapat beberapa poin yang menjadi ‘wasit’ persaingan bisnis tersebut. Salah satunya perihal penguasaan pasar. 

Ketua KPPU Fanshurullah Asa menyampaikan pihaknya secara internal terlah mengindentifikasi berbagai potensi persoalan yang ada, baik dalam hal konsentrasi pasar, potensi perilaku, maupun kebijakan pemerintah terkait.

Secara formal lanjut dia, asesmen tersebut akan dilakukan atas notifikasi yang dilakukan oleh TikTok, mengingat transaksi tersebut diduga memenuhi kriteria wajib notifikasi merger dan akuisisi di KPPU.

“Apalagi mengetahui transaksi tersebut telah efektif. Kami akan dalami semua aspek dalam transaksi tersebut,” kata Ifan, sapaan akrabnya, kepada Bisnis, Selasa (6/2/2024).

Sebagaimana diketahui, TikTok Shop sempat ditutup pada 4 Oktober 2023, seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. 

Dalam beleid itu, pemerintah melarang platform media sosial seperti Tiktok merangkap menjalankan bisnis e-commerce. Dipertegas pula bahwa social commerce hanya diperbolehkan sebagai sarana untuk menawarkan barang dan jasa.

Aplikasi Tokopedia
Aplikasi Tokopedia

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkfili Hasan menegaskan, pemerintah tidak melarang TikTok untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia, dengan catatan harus mengajukan izin terpisah dari media sosial. 

“Kalau mau bikin e-commerce kan tinggal mengajukan aja. Tetapi tidak boleh satu [dengan media sosial],” jelasnya.

Belum lama menutup platformnya, TikTok Shop kembali beroperasi di Indonesia usai menyepakati kemitraan startegis e-commerce dengan Tokopedia. Kemitraan tersebut ditandai dengan peluncuran kampanye ‘Beli Lokal’ pada Selasa (12/12/2023) bersamaan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolans).

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan waktu selama tiga bulan bagi TikTok Shop dan Tokopedia untuk melalui masa uji coba, seiring dengan adanya kemitraan startegis kedua perusahaan. 

Adapun proses integrasi sistem TikTok-Tokopedia sudah mencapai lebih dari 70%. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyampaikan, setelah kolaborasi berjalan selama dua bulan, perkembangan migrasi back end menyisakan sepertiga perjalanan.  

“Ini dua bulan sudah lebih dari 70%. Tetapi yang utama back end-nya sudah beda,” kata Isy kepada Bisnis, dikutip Senin (5/2/2024).

Pengusaha Arsjad Rasjid menilai langkah TikTok mengakusisi saham PT Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) membuat e-commerce lokal seperti Bukalapak, dan Blibli harus ekstra kerja keras untuk tetap dapat kompetitif.  

Arsjad Rasjid menyebut, sebelum TikTok Shop ditutup oleh aturan pemerintah, platform asal China itu telah menguasai pangsa pasar e-commerce Indonesia sebesar 5%.

Data tersebut berdasarkan laporan Momentum Works pada 2022. Adapun Tokopedia menempati posisi kedua setelah Shopee dengan penguasaan pasar e-commerce sebesar 35%.

Sementara Shopee pada 2022 juga tercatat memimpin pasar e-commerce sebesar 36%, Lazada 10%,  Bukalapak 10%, dan Blibli 4%.

"Dengan bergabungnya Tokped dengan TikTok kini mereka menguasai sekitar 40% market share kemudian menggeser posisi Shopee dalam memimpin pasar ecommerce di Indonesia," ujar Arsjad dalam video unggahan di akun media sosial Instagram @arsjadrasjid.

Oleh karena itu, Arsjad menilai bergabungnya TikTok dengan Tokopedia menciptakan persaingan pasar yang makin ketat di antara pemain e-commerce.

"Pemain e-commerce lokal harus bekerja ekstra keras untuk mengejar TikTok-Tokopedia, dan Shopee, " tutur Arsjad yang saat ini menjadi Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon Ganjar-Mahfud.

Diketahui nilai ekonomi digital Indonesia pada 2023 diramal mencapai US$82 miliar atau Rp1.292 triliun pada 2023 menurut laporan Google dan Bain& Company.

Dari jumlah tersebut, sekitar 75% atau sebesar US$62 miliar berasal dari e-commerce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper