Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) neuroteknologi milik Elon Musk Neuralink berhasil memasukkan cip berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke otak manusia. Manusia yang diujicobakan pun sudah pulih dengan baik.
“Manusia pertama yang menerima implan dari Neuralink kemarin dan dalam masa pemulihan yang baik. Hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan,” ujar Founder Neuralink Elon Musk, dalam akun X-nya, dikutip Selasa (30/1/2024).
Adapun tindakan inipun sudah menerima izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada Mei 2023 dan ujicoba sudah dimulai sejak September 2023.
Elon Musk mengatakan cip tersebut nantinya akan memungkinkan seseorang mengendalikan ponsel ataupun perangkat lainnya hanya dengan berpikir.
Oleh karena itu, target penggunaannya adalah masyarakat yang kehilangan fungsi tubuhnya untuk berkomunikasi lebih cepat. “Bayangkan jika Stephen Hawking bisa berkomunikasi lebih cepat daripada juru ketik atau juru lelang. Itulah tujuannya,” ujar Elon.
Elon pun mengatakan hasil dari eksperimen berbahaya ini sudah menemukan hasil positif. Diketahui, ada lonjakan aktivitas neuron atau lonjakan pergerakan sel yang menggunakan sinyal listrik dan kimia untuk mengirimkan informasi ke seluruh otak dan tubuh.
Mengutip dari Business Today, meskipun penemuan ini adalah sebuah permulaan, keberhasilan implantasi menjadi tonggak baru dalam sejarah. Ini adalah pertama kalinya ada penggabungan kesadaran manusia dengan kecerdasan buatan.
Diketahui, Neuralink merupakan perusahaan yang didirikan Elon Musk pada 2016. Perusahaan inipun bertujuan untuk membangun saluran komunikasi langsung antara otak dengan komputer.
Menurut data dari Pitchbook, pada 2023 Neuralink yang berbasis di California sudah memiliki lebih dari 400 karyawan dan telah mendapatkan dana setidaknya US$363 juta atau sekitar Rp5,7 triliun.
Ambisi Neuralink adalah untuk meningkatkan kemampuan manusia, mengobati gangguan neurologis seperti ALS dan Parkinson, serta memulihkan penglihatan bagi orang-orang yang terlahir buta.
Namun, dikutip dari Reuters, Neuralink sempat didenda karena melanggar peraturan Departemen Transportasi Amerika Serikat mengenai pergerakan bahan berbahaya.
Pihak berwajib juga sempat menemukan pengemasan limbah berbahaya, termasuk cairan Xylene yang mudah terbakar. Xylene dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, kebingungan, kehilangan koordinasi otot dan bahkan kematian, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.