Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) membantah adanya data yang bocor akibat serangan dari peretas (hacker). Namun, perusahaan melakukan upaya investigasi dengan menggandeng sejumlah pihak.
Executive Vice President of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji menjelaskan hingga saat ini belum ada bukti data perseroan bocor akibat serangan hacker seperti yang diberitakan beberapa waktu terakhir.
Agus mengatakan, saat ini seluruh layanan operasional IT perseroan masih berjalan dengan optimal. Dia menuturkan, KAI telah melakukan koordinasi dengan National Computer Security Incident Response Team (NatCSIRT) pada 15 Januari 2024.
Dari hasil penelusuran bersama KAI dan NatCSIRT untuk sementara pihaknya menyebut belum menemukan bukti terjadinya kebocoran di sistem IT KAI.
“Seluruh sistem operasional IT, pembelian tiket online KAI, serta layanan Face Recognition Boarding Gate di semua stasiun masih berjalan dengan normal,” jelas Agus dalam Surat Penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia pada Jumat (19/1/2024).
Agus menuturkan, perseroan telah melakukan koordinasi dengan sejumlah Lembaga terkait, diantaranya: Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Unit Tindak Pidana Cyber Crime POLRI dalam penanganan ancaman tersebut.
Untuk langkah lebih lanjut, KAI juga akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut. Agus menambahkan, KAI berkomitmen tidak akan tunduk terhadap tindak kriminal pemerasan ini.
Dia melanjutkan, KAI terus meningkatkan keamanan siber secara berkala. Hal ini dilakukan demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu.
“Kami juga sudah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi,” pungkas Agus.