Gegara Tech Winter, Ini Daftar Startup yang Gulung Tikar hingga Januari 2024

Crysania Suhartanto
Kamis, 4 Januari 2024 | 13:17 WIB
Logo Zenius/dok. tangkapan layar X.com
Logo Zenius/dok. tangkapan layar X.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badai musim dingin perusahaan rintisan (startup) teknologi belum berakhir. Pada Kamis, (4/1/2023), salah satu startup legenda di sektor edukasi Zenius memutuskan untuk gulung tikar.

Tindakan Zenius inipun menambah daftar panjang startup anak bangsa yang tutup pada masa-masa kritis ini. 

Berdasarkan pantauan Bisnis, sudah ada belasan perusahaan berbasis teknologi yang memutuskan untuk menutup operasional mereka karena kerugian yang dialami. Berikut daftarnya.

Daftar Startup yang Gulung Tikar 

1. Zenius (Edutech)

Startup edukasi-teknologi (edutech) Zenius mengumumkan tutup sementara usai 20 tahun beroperasi di Indonesia. 

“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023).

2. JD.ID (e-commerce)

Startup vertikal e-commerce, JD.ID resmi menutup layanan di Indonesia pada 31 Maret 2023. Sebelumnya, platform tersebut juga pernah mengalami PHK massal pada tahun 2022.

Perlu diketahui, JD.ID merupakan anak perusahaan e-commerce JD.com sebagai salah satu e-commerce terbesar di Asia.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara, mengatakan keputusan perseroan menutup layanannya di Indonesia merupakan arahan dari induk perusahaan JD.com, Inc.

3. Fabelio (Funitur)

PT Kayu Raya Indonesia mengelola startup desain furniture dan interior Fabelio mengumumkan pailit. 

Berdasarkan pengumuman yang berada di Koran Bisnis pada Senin (10/10/2022),  PT Kayu Raya Indonesia atau Fabelio  ditetapkan dalam keadaaan pailit.  Hal ini berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022.

"Menyatakan debitor [PT Kayu Raya Indonesia] dalam keadaan pailit," tertulis dalam pengumuman kurator.

4. TaniHub (e-Grocery)

Perusahaan rintisan TaniHub atau PT Tani Hub Indonesia resmi menghentikan semua layanan B2C (Business to Consumers) sejak 1 Maret 2022.

Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menyebut perusahaannya telah menghentikan operasional warehouse di Bandung dan Bali. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B (Business to Business).

"Dengan ditutupnya gudang tersebut, kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani konsumen perorangan atau rumah tangga] per tanggal 1 Maret 2022," ujarnya, Rabu (2/3/2022).

5. Stoqo (Kuliner)

Startup penyedia bahan baku bisnis kuliner Stoqo resmi menutup layanan mereka per akhir April 2020. Informasi ini disampaikan lewat pengumuman yang ada di situs resminya. 

Menurut pengumumannya, tutupnya Stoqo dikarenakan keleseuan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang membuat pendapatan mereka turun drastis. 

6. Qlapa (e-commerce)

Qlapa adalah platform e-commerce yang khusus menjual kerajinan tangan khas Indonesia, resmi menutup layanannya pada 4 Maret 2019 setelah 4 tahun beroperasi.

Pengumuman ini disampaikan manajemen Qlapa melalui website Qlapa dan media sosial instagram Qlapa, yang didirikan oleh Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius untuk memenuhi permintaan akan kerajinan lokal yang berkualitas.

7. Dishserve (Cloud Kitchen)

DishServe adalah startup cloud kitchen di Indonesia, mengumumkan menutup layanannya pada Mei 2023. Penutupan disebabkan pendanaan yang kurang serta model bisnis yang tidak sesuai.

CEO dan Founder DishServe, Rishabh Singhi, mengatakan alasan penutupan ini karena sejumlah faktor mulai dari bisnis hingga pendanaan tech winter pendanaan yang sedang terjadi di startup.

"Sebuah perjalanan yang luar biasa berakhir. Dengan sangat sedih saya ingin mengumumkan bahwa kami telah menutup DishServe," ujarnya di Linkedin, dikutip pada Selasa (2/5/2023).

8. Bananas (e-Grocery)

Startup quick commerce Bananas mengumumkan penutupan layanan e-grocery setelah resmi beroperasi selama 10 bulan. 

Kendati demikian, CEO Bananas Mario Gaw mengatakan perusahaan akan mempertahankan sejumlah karyawannya untuk pivot ke bisnis baru.

"Kami akan menghentikan operasi e-grocery kami setelah kami menjual sisa persediaan produk berkualitas tinggi kami dengan diskon yang signifikan. Kami bekerja dengan jaringan teman dan kolega industri kami untuk menempatkan talenta terbaik kami yang terkena dampak untuk memastikan mereka mendarat dengan lancar selama transisi ini," ujar Bananas, dikutip Sabtu (15/10/2022)

9. Pegi-pegi (OTA)

Pegipegi merupakan situs penyedia layanan pemesanan dan pembelian tiket (online travel agent/OTA), mengumumkan telah resmi pamit dari Indonesia pada 11 Desember 2023.

Melansir dari pegipegi.com, pihak perusahaan mengungkapkan kesedihannya karena harus tutup setelah hampir 12 tahun menjadi teman perjalanan masyarakat Indonesia.

"Hampir genap 12 tahun menjadi solusi travel kamu merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi Pegipegi. Namun dengan berat hati, Pegipegi harus pamit," tulis Pegipegi pada laman resmi, dikutip Selasa (12/12/2023).

10. Rumah.com (Properti)

Platform jual beli properti, Rumah.com resmi ditutup layanan per 1 Desember 2023. Keputusan ini diambil oleh perusahaan induknya, PropertyGuru Group, agar semuanya tetap berjalan.

CEO dan Managing Director Property Guru Group, Hari V. Krishnan mengatakan keputusan tersebut tidak mudah. Namun, pihaknya sepakat untuk fokus pada bisnis yang menunjukkan potensi untuk mencapai pertumbuhan yang kuat.

"Bisnis marketplace kami di Indonesia yang beroperasi sebagai Rumah.com, akan berhenti beroperasi pada tanggal 30 November 2023," kata Hari dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (17/11/2023).

11. Ula (Solusi B2B)

Perusahaan rintisan atau StartUp B2B dagang asal Indonesia, Ula, telah resmi menutup operasionalnya setelah beberapa kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya.

Padahal, beberapa tahun lalu Ula sempat menjadi buah bibir lantaran berhasil menggaet investor kelas kakap, seperti Jeff Bezos. Ula meraup pendanaan Seri B senilai US$80 juta pada 2021 dari sekelompok investor, salah satunya Bezos Expeditions.

12. Lummo (Saas) & Buku Kas

Startup penyedia solusi layanan perangkat software-as-a-service (SaaS) Lummo melakukan PHK terhadap karyawannya dan menutup bisnisnya. Buku Kas yang merupakan bagian dari Lummo pun juga menutup operasionalnya.

Padahal  sebelumnya, aplikasi ini juga telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,14 triliun dari Jeff Bezos lewat Bezos Expedition.

13. Cohive (Coworking)

PT Evi Asia Tenggara, perusahaan operator coworking space dengan merek CoHive, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 18 Januari 2023.

"Per 18 Januari 2023, CoHive telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Indonesia. Untuk pertanyaan tentang ruang kantor/ruang acara, silakan kunjungi pemilik masing-masing secara langsung," tulis manajemen dalam situs resemi, CoHive, Selasa (7/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper