Internet Andal Bantu Pendidikan dan Ekonomi Digital Bumi Manakarra

Annisa Kurniasari Saumi
Jumat, 8 Desember 2023 | 19:25 WIB
Teknisi melakukan pengecekan perangkat pemancar sinyal XL di base transceiver station (BTS) Tower Bersama Group di Makassar Sulawesi Selatan, Jumat (1/12/2023)
Teknisi melakukan pengecekan perangkat pemancar sinyal XL di base transceiver station (BTS) Tower Bersama Group di Makassar Sulawesi Selatan, Jumat (1/12/2023)
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran infrastruktur telekomunikasi di Sulawesi Barat membantu berbagai kegiatan masyarakat mulai dari pendidikan hingga akses ekonomi digital masyarakat.

Sulawesi Barat menjadi salah satu provinsi penambahan menara telekomunikasi (base tranceiver station/BTS) generasi keempat atau 4G pemerintah.

Laporan Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) 2022 menunjukkan penambahan BTS 4G di provinsi ini tercatat sebanyak 120 lokasi. Mayoritas penambahan BTS tersebut berada di wilayah non3T (terluar, tertinggal, dan terdepan), dan 3 BTS berada di lokasi 3T.

Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengatakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo berkomitmen menuntaskan pembangunan BTS 4G di daerah 3T.

“Kami akan berupaya sekuat tenaga menyelesaikan pembangunan proyek-proyek strategis BAKTI dan memastikan tercapaimya pemerataan konektivitas khususnya di wilayah wilayah 3T, serta mengatasi kesenjangan digital di Indonesia,” ujar Fadhilah.

Petugas sedang memperbaiki pemancar sinyal
Petugas sedang memperbaiki pemancar sinyal

Kehadiran internet yang andal di pantai barat Sulawesi ini mirip dengan apa yang digambarkan oleh Fahmi (20), mahasiswa Universitas Tomakaka. Dia melihat kecepatan internet memang cukup stabil untuk beberapa operator di Pantai Manakarra, Kota Mamuju, Sulawesi Barat.

“Untuk buka internet, akses instagram, lancar-lancar saja,” katanya saat dijumpai Tim Jelajah Sinyal & Festival Literasi Digital 2023, Selasa (28/11).

Menurutnya, akses internet yang lancar ini baru sebatas di Kota Mamuju saja. Akan tetapi, apabila masuk ke kampung-kampung di sekitar perbatasan Kota Mamuju, maka akses internet tersebut bisa saja menjadi lambat.

“Kalau akses internet kampung-kampung tergantung operatornya,” ujarnya.

Pejabat (Pj.) Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan masih terdapat 89 desa di Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami blank spot jaringan internet seluler 4G.

Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada periode 2022-2023 juga mendapati penetrasi internet di Provinsi Sulawesi Barat menjadi yang paling rendah di Pulau Sulawesi dengan angka 60,78%.

Capaian penetrasi ini menjadi yang paling buncit setelah Provinsi Papua Pegunungan yang merupakan provinsi pemekaran baru dengan angka hanya sebesar 42,57%.

Pengukuran kecepatan di salah satu universitas di Sulawesi Barat
Pengukuran kecepatan di salah satu universitas di Sulawesi Barat

Namun, kehadiran jaringan internet di wilayah ini telah mampu memberikan dampak positif bagi insan pendidikan, terutama yang berada di jenjang perguruan tinggi.

Muhammad Zuhdi (18), mahasiswa Universitas Sulawesi Barat yang berada di Majene, mengungkapkan bahwa ia cukup terbantu dengan keberadaan akses internet yang kencang di perpustakaan kampus.

“Saya jadi sering mengerjakan tugas kelompok di sini,” katanya saat ditemui, Senin (27/11/2023).

Senada, Arianus Junaedi, mahasiswa Universitas Sulawesi Barat juga mengatakan internet kencang di area perpustakaan kampus cukup membantunya dalam melakukan pembelajaran.

“Akan tetapi, kadang lambat jika banyak mahasiswa di sini. Jadi ada kondisi tertentu yang membuat internet di sini lambat,” tuturnya.

Pengrajin tenun
Pengrajin tenun

Tak hanya di dunia pendidikan, kehadiran internet dan jaringan 4G di Sulawesi Barat juga telah mampu menumbuhkan usaha kecil menengah (UKM) unggulan sehingga melahirkan bisnis industri kreatif, lewat kehadiran kain tenun Sekomandi yang coraknya telah berusia lebih dari 1 abad.

Pemilik Rumah Tenun Sukomandi Ulurarua, Bungalia, mengungkapkan dia tidak hanya memiliki galeri secara luring yang terletak di Desa Bambu, Kabupaten Mamuju. Dia juga memamerkan hasil tenunan dirinya dan kelompoknya melalui laman ulukarua.com.

Hanya saja, ia tak terlalu mengurusi aspek digital Rumah Tenun Sekomandi Ulukarua. Urusan digitalisasi tersebut diserahkan ke anak-anaknya.

“Banyak pihak-pihak juga membantu untuk memamerkan tenun ini secara daring. Kalau saya pribadi, mata saya sudah agak buram, jadi anak-anak saya juga membantu jika ada yang pesan,” katanya.

Selain melakukan digitalisasi dalam promosi, Rumah Tenun Sekomandi Ulukarua juga telah melakukan digitalisasi dalam sistem pembayaran. Bungalia telah menyiapkan quick response code (kode QR) yang bisa dimanfaatkan oleh pembeli yang ingin melakukan transaksi menggunakan Quick Response Indonesia Standar (QRIS).

Kain tenun miliknya juga tak hanya diminati pasar domestik, melainkan juga pesanan datang dari luar negeri, maupun dari turis asing yang berkunjung di Celebes

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper