Industri Game Global Krisis, Apa Kabar Pemain Lokal?

Rahmad Fauzan
Selasa, 28 November 2023 | 17:16 WIB
Ilustrasi pertandingan e-Sport./Reuters
Ilustrasi pertandingan e-Sport./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Fenomena tech winter belum berakhir. Buktinya, perusahaan-perusahaan industri gim (game) global masih berjuang keluar dari krisis. Namun, industri gim di dalam negeri punya cerita berbeda.

Tidak seperti ByteDance, Epic Games, Bungie, dkk. di luar sana, pengembang dan produsen gim di Indonesia masih cukup resilience meskipun industri itu agak tertekan pascapandemi Covid-19 menyusul normalisasi mobilitas masyarakat.

Chief Strategy Officer Agate Cipto Adiguno mengatakan perusahaan yang dia pimpin masih mengalami pertumbuhan sepanjang 2023 berjalan meskipun diperkirakan tidak seluar biasa tahun lalu.

“Tahun lalu revenue Agate tumbuh di atas 150% secara tahunan (year on year/yoy). Walaupun tahun ini perkiraan tidak sehebat tahun lalu, tetapi masih mengalami pertumbuhan. Beda dengan industri luar negeri,” kata Cipto kepada Bisnis.com, Selasa (28/11/2023).

Menurutnya, resiliensi di Tanah Air ditopang oleh sekitar 10% konsumen atau sekitar 14 juta orang yang jor-joran dalam mengeluarkan uang untuk belanja kebutuhan gim.

Bahkan, sambungnya, pengeluaran untuk gim dari 14 juta konsumen dari kalangan menengah ke atas tersebut memungkinkan perusahaan pengembang untuk menyediakan permainan yang sama kepada masyarakat dengan spending gim rendah.

Cipto menilai kecenderungan seperti ini tidak ada di industri gim global yang condong mengandalkan momentum, yakni pembatasan mobilitas pada masa pandemi Covid-19, alih-alih loyalitas pengguna seperti di Tanah Air.

Kendati demikian, Cipto tidak menafikan kondisi sulit yang dialami pemain industri gim global juga berdampak terhadap Agate yang notabene merupakan pemain terbesar di Tanah Air.

Sebab, jelasnya, Agate memiliki klien dari luar negeri sehingga mau tidak mau ikut terdampak oleh kondisi industri secara global. Hal ini dia katakana turut menjadi faktor yang menyebabkan pertumbuhan bisnis perusahaan tahun ini tidak sekencang tahun lalu.

“Sebab, klien kami dari luar negeri. Jadi, kami terpengaruh oleh kondisi internasional,” katanya.

Namun, dia optimistis dengan keberlangsungan industri gim Tanah Air. Cipto berkeyakinan efek positif dari kegemaran bermain gim generasi Z terhadap industri gim nasional tidak bisa dipandang sebelah mata.

Berdasarkan laporan terbaru IDN Media berjudul Indonesia Gen Z Report 2024, diperkirakan sebanyak 43% dari total populasi generasi Z gemar bermain gim.

Persentase tersebut jauh di atas generasi milenial. Laporan tersebut mengungkapkan Cuma 19% dari populasi milenial yang gemar bermain gim.

Sementara itu, jumlah populasi Indonesia dari generasi Z pada 2022 tercatat 11,6% lebih banyak dibandingkan dengan generasi milenial.

Berdasarkan hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 74,93 juta penduduk Indonesia yang tergolong ke dalam generasi Z. Jauh di atas generasi milenial dengan jumlah populasi sebanyak 68,82 juta pada periode yang sama.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper