Bisnis.com, JAKARTA - Bareskrim Polri belum lama melaporkan 3 aplikasi berbahaya yang mengandung malware di Google Play. Aplikasi tersebut adalah iRecorder, Beauty Slimming Photo Editor, dan Black Box Master Diamond.
Menurut ahli, aplikasi tersebut sebenarnya sudah dihapus per Juni 2023 karena sudah diindikasi Google sebagai aplikasi berbahaya. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang sempat mengunduh aplikasi tersebut, diharapkan agar segera untuk dihapus.
Namun memang, mencegah lebih mudah daripada mengobati. Masalahnya, bagaimana caranya mengetahui jika sebuah aplikasi mengandung malware? Berikut caranya:
1. Tidak diunduh dari sumber aplikasi resmi
Tempat download aplikasi yang resmi seperti Google Play ataupun Apps Store biasanya sudah memiliki tim tersendiri untuk memantau dan menjaga keamanan aplikasi.
Dengan demikian, jika aplikasi tidak berasal dari tempat download resmi, tidak ada yang dapat menjamin keamanannya, apalagi jika aplikasi merupakan aplikasi bajakan.
Hal serupa juga berlaku jika link tersebut berasal dari nomor yang tidak dikenal, karena semakin tidak terjamin keamanannya.
2. Tidak diproduksi oleh perusahaan ataupun instansi terkait
Ketika mencari nama aplikasi di tempat download aplikasi, seringkali hasil yang ditampilkan bukan hanya aplikasi yang diinginkan, tetapi juga sejumlah aplikasi yang terhubung dengan aplikasi tersebut ataupun memiliki nama seperti aplikasi tersebut.
Masalahnya, seringkali aplikasi-aplikasi lainnya ini diproduksi oleh perusahaan yang tidak jelas asal usulnya. Aplikasi tersebut lah yang sebaiknya dihindari untuk diunggah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Apalagi jika setelah diunduh, aplikasi tersebut meminta izin untuk mengakses data-data yang sebenarnya tidak relevan. Misalnya, sebuah aplikasi game meminta izin untuk mengakses riwayat transaksi ataupun riwayat panggilan telepon.
Baca Juga Menteri Teten Terlambat, Aplikasi Buatan China "Pengganti" TikTok Shop sudah Masuk Indonesia |
---|
3. Muncul peringatan saat akan diunduh
Beberapa ponsel memiliki sistem keamanan yang cukup canggih. Alhasil, saat menunduh aplikasi yang berpotensi berbahaya, ponsel akan otomatis memberi peringatan.
Oleh karena itu, peringatan ini jangan diabaikan, terutama jika aplikasi tidak berasal dari sumber resmi.
4. Tidak adanya testimoni dari pengguna
Sama halnya dengan belanja secara daring, testimoni dari pengguna adalah indikator penting untuk menilai kualitas dari sebuah aplikasi. Oleh karena itu, jika testimoni aplikasi tidak ada ataupun jelek, hal ini perlu dicurigai.
Beberapa aplikasi berbahaya sengaja menghindari ataupun menghapus testimoni pengguna karena mereka tidak ingin pengguna lain mengetahui akan keberadaan malware.
5. Muncul iklan yang tidak pantas dan berlebihan
Jika sebuah aplikasi mengandung malware biasanya akan muncul pop-up iklan yang muncul tanpa izin. Biasanya, iklan itu berisikan konten pornografi, kekerasan, ataupun informasi yang palsu.
Adapun iklan seperti itu cenderung menyembunyikan malware yang nantinya dapat merusak perangkat pengguna. Selain itu, iklan juga dapat menguras kuota internet pengguna.