Bisnis.com, JAKARTA - TikTok dikabarkan bakal menggandeng e-commerce lokal konvensional di Indonesia. Meski demikian, belum diketahui siapa mitra yang bakal digandeng media sosial milik ByteDance tersebut.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowerment Community (Idiec), Tesar Sandikapura, menilai langkah yang dilakukan TikTok Shop guna melindungi platform dari pemerintah Indonesia.
Dia mengatakan jika pemerintah kembali menyalahkan TikTok karena alasan apapun, e-commerce dapat membantu mereka.
Baca Juga Berseminya Narasi Tiktok Merapat ke GOTO |
---|
“Dia seperti berlindung di e-commerce konvensional. Jadi, serangan yang dulu muncul, tidak akan ada lagi,” ujar Tesar kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Sebagai informasi, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyebut TikTok sudah mengadakan pembicaraan dengan 5 e-commerce di Indonesia untuk membicarakan kemitraan dalam menjalankan bisnis e-commerce. Adapun, tiga e-commerce yang disebut sudah dihubungi adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Blibli.
Lebih lanjut, Tesar mengatakan kolaborasi ini juga merupakan strategi yang tepat sembari menunggu TikTok untuk dapat membuat e-commerce yang baru sekaligus persiapan kehadiran e-commerce TikTok.
“Sembari dia penetrasi pasarnya halus, dia balik lagi ke marketplace, tetapi dengan bantuan marketplace-marketplace yang konvensional. Nanti orang sudah terbiasa, dia tinggal membuat TikTok Shop,” ujar Tesar.
Menurut Tesar, jika e-commerce TikTok sudah muncul, platform akan melakukan promosi ataupun potongan harga tertentu yang membuat masyarakat dan penjual lebih memilih TikTok e-commerce.
Tesar mengatakan memang dalam jangka waktu pendek e-commerce dan TikTok akan sama-sama diuntungkan karena e-commerce dapat memasang iklan di media sosial dan TikTok akan mendapatkan profit dari bagi hasil.
Namun, untuk jangka waktu yang panjang, e-commerce seakan hanya dimanfaatkan untuk keuntungan TikTok semata.
“Dikasih angin dulu, nanti dilepas lagi. Sebenarnya dimanfaatkan itu Tokopedia dan kawan-kawan, cuma mereka tidak sadar saja,” ujar Tesar.