Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Modal Ventura untuk Start Up Indonesia (Amvesindo) menilai pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan yang diambil oleh Halodoc bertujuan untuk menjaga berkelanjutan bisnis sekaligus memperkuat unit bisnis kontributor utama.
Bendahara Amvesindo dan Co-Founder & Managing Partner dari Ideosource VC & Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani memperkirakan reorganisasi yang dilakukan Halodoc terjadi pada unit bisnis yang belum menjadi fokus utama.
“Efisiensi dalam hal ini termasuk memangkas bisnis unit maupun pengembangan-pengembagan baru yang belum menjadi fokus atau kontributor utama perusahaan, sehingga bisa saja karyawan yang berada di bisnis unit tersebut terkena dampaknya,” kata Edward kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Edward mengatakan tren pemangkasan biaya-biaya termasuk efisiensi dan pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi salah satu fokus agar "run-way" atau kelangsungan arus kas perusahaan menjadi lebih sehat dan resilient.
“Kita harapkan ada penambahan lagi setelah strategi baru terbentuk,” kata Edwar.
Sebelumnya, Halodoc, startup yang bergerak di sektor kesehatan, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk jumlah yang tak disebutkan. Ironisnya, PHK dilakukan 4 bulan setelah mendapat pendanaan Seri DI U$100 juta atau Rp1,5 triliun dari Astra.
VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto mengatakan perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, dan mengevaluasi strategi bisnis secara berkala.
Perusahaan, lanjutnya, juga harus bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri. Termasuk melakuka reorganisasi.
“Langkah ini pastinya bukan keputusan yang mudah, namun perlu kami lakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan. Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku merupakan prioritas utama kami,” kata Adeline dikutip Kamis (16/11/2023).
Diketahui, reorganisasi karyawan yang dilakukan Halodoc terjadi beberapa bulan setelah menerima pendanaan dari Astra. Pada Juli 2023, Halodoc melaporkan raih pendanaan seri D dari PT Astra International melalui anak perusahaanya PT Astra Digital Indonesia sebesar US$100 juta atau Rp1,55 triliun (kurs: Rp15.519).
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran kembali dalam berobat dari online ke offline. Selain karena pelonggaran pergerakan masyarakat karena pandemi Covid-19 berakhir, pergeseran juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat yang lebih nyaman untuk berobat secara offline dibandingkan dengan online.
“Bagaimanapun juga untuk pemeriksaan sudah pasti offline lebih memberikan satu ketenangan bagi pasiennya. Begitu juga dengan proses penebusan obat yang sekaligus pemeriksaan secara offline,” kata Huda kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Dia menambahkan kondisi ini membuat permintaan terhadap startup kesehatan berkurang. Mereka kesulitan untuk menaikkan permintaan kendati telah mendapat pendanaan.
“Pendanaan itu lebih membantu di sisi persaingan. Saya yakin di semua startup digital sektor kesehatan mengalami masalah serupa, padahal ya Halodoc merupakan soonicorn,” kata Huda.